Nasional

Cukup Dua Hal Ini Untuk Merontokkan Media Konvensional

Nusantarakini.com, Jakarta –

Media konvensional berbasis konglomerasi dan ditunjang oleh kapital tak terbatas, sudah berkembang menjadi keluhan yang tidak menyenangkan bagi rakyat kebanyakan.

Masalahnya adalah semakin telanjangnya keberpihakan media-media tersebut kepada pihak-pihak yang dianggap kurang positif dalam pandangan rakyat.

Selain itu, kolaborasi media-media konvensional dengan konglomerasi-konglomerasi yang dinilai tidak positif oleh masyarakat, membuat media-media konvensional dipandang bukan lagi bagian yang memihak kepada rakyat kecil.

Ditambah lagi, dimana kerap media-media konvensional lebih tampak bertindak sebagai humas bagi pihak yang dipandang rakyat sebagai seteru. Bahkan media-media konvensional tersebut lebih banyak memainkan penutupan informasi sesungguhnya dan malahan menyesatkan informasi, setidak-setidaknya mengaburkan informasi yang sebenarnya.

Itulah sebabnya banyak warga memutuskan untuk berhenti berlangganan media cetak terbesar oplagnya. Bahkan, sudah praktis berhenti menonton tivi.

Seorang warga mengaku, bahwa sejak Pilpres 2014, dimana group Kompas dan Metro TV secara terang-terangan mendukung dan memobilisasi dukungan opini ke calon tertentu, maka sejak itu, dia memutuskan berhenti tidak baca produk media mereka.

“Pokoknya saya sudah lama tidak beli koran itu,” kata Bambang Setyo ke NK.

Untuk melawan derasnya opini yang didesakkan oleh media konvensional, Kyai Embun punya dua saran.

Pertama, boikot produk medianya. Misalnya, berhenti membacanya atau menontonnya. Galang boikot media itu.

Kedua, bagi sumber berita, seperti institusi atau tokoh news maker, tidak usah memberi keterangan ekslusif ke mereka. Siarkan keterangan ke akun-akun resmi yang bersangkutan, agar bebas diakses siapa pun.

Itu saja dilakukan, mereka bisa rontok. Apalagi ditambah, rakyat yang bekerja pada korporasi mereka itu hijrah mencari alternatif sumber penghasilan.

Biarkan produk media mereka beredar di mereka sendiri. “Saya rasa mereka tidak akan kuat bertahan kalau cuma mengandalkan pembeli atau konsumen dari sesama mereka. Maka sebagai konsumen, rakyat jangan bodoh dan naif,” kata Kyai Embun. (des)

Terpopuler

To Top