Tausiah

Kisah Seorang Mu’allaf Tionghoa (Bagian 11)

Nusantarakini.com, Jakarta – 

MENGETUK PINTU HIDAYAH (11)

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat selesai, ratusan tangan menyalamiku dan dipeluk dengan kasih sayang. Kejadian ini membuat saya terenyuh, tanpa terasa mataku basah oleh air mata haru.

Tak kusangka para jamaah begitu gembira menemukan seorang yang telah lama berada dalam kegelapan dan kini mendapatkan seberkas cahaya hidayah. Dan saya pun berganti nama menjadi Abdul Hadi, yang saya dapatkan dari buku “Itiqod Ahlussunnah wal Jamaah” karangan KH. Sirodjuddin Abbas. Di dalamnya berisi tentang nama-nama Allah yang 99.

Sebelumnya saya bertekad mencari nama sendiri ketika mengucapkan 2 kalimat syahadat dan nama itulah yang terpakai sampai sekarang. Dari situlah menunjukkan bahwa saya telah mempersiapkan diri masuk Islam cukup lama.

Siraman rohani yang mengiringi acara tersebut membuat saya makin terharu. Ketika dinasehati untuk tetap menghormati orang tua kandung walaupun lain keyakinan, tetap menjalin hubungan keluarga dengan saudara dan jangan menghina makanan kesukaan orang yang lain keyakinan , serta jangan menghina agama lain. Karena “Lakukan diisukan waliyadiin.” Nasihat itu sampai sekarang tetap terpatri di dalam hatiku.

Ketika besoknya untuk pertama kali saya ikut Sholat Jumat, berdiri di tengah-tengah jamaah, berbagai perasaan berkecamuk, gelisah, cemas, malu, minder dan lain sebagainya yang mengganggu pikiranku.

Namun semua itu hilang lenyap seperti ditelan bumi ketika suara “Aamiin….” menggema di ruang masjid. Saya merasakan sesuatu yang sangat sejuk, tenang, damai, bahagia, dan senang meresap ke dalam jiwaku. Hal ini membuat saya merinding, badan seperti mengembang melayang nikmat sekali rasanya.

Seandainya nyawa diambil pada waktu itu saya pasti rela dan ikhlas. Mungkin ini yang dinamakan nikmatnya iman. Saya sendiri tidak tahu kenapa bisa mengalami itu. Sayangnya kejadian itu hanya satu kali dalam hidup karena sampai sekarang saya belum pernah mengalaminya lagi. Walaupun setiap saat saya selalu berharap akan terulang lagi kejadian itu yang tidak bisa saya utarakan dengan kata-kata dan digambarkan dengan cara apapun. [mrm]

Bersambung…………..

 

*Ustadz Abdul Hadi (Lay Fong Fie), Pakar Pengobatan Tradisional dan Ahli Spiritual, Pendiri Perguruan Tenaga Dalam “Hikmah Sejati”, Yogyakarta.

 

Selengkapnya

  1. Kisah Muallaf bagian 1
  2. Kisah Muallaf bagian 2
  3. Kisah Muallaf bagian 3
  4. Kisah Muallaf bagian 4
  5. Kisah Muallaf bagian 5
  6. Kisah Muallaf bagian 6
  7. Kisah Muallaf bagian 7
  8. Kisah Muallaf bagian 8
  9. Kisah Muallaf bagian 9
  10. Kisah Muallaf bagian 10
  11. Kisah Muallaf bagian 11
  12. Kisah Muallaf bagian 12
  13. Kisah Muallaf bagian 13
  14. Kisah Muallaf bagian 14

Terpopuler

To Top