Krisis Marawi Alat Kepentingan AS untuk Menghadang China dan Menggoyang Stabilitas Kawasan

Nusantarakini.com, Jakarta –

Para pemberontak di Marawi, Filipina, boleh jadi tak menyangka bahwa akhirnya Amerika Serikat akan memanipulasi instabilitas yang ditimbulkan oleh pemberontakan di Marawi menjadi keuntungan bagi AS.

Sekarang tiba-tiba saja AS hiperaktif memanfaatkan Marawi. Setelah sebelumnya mengirim senjata dan pasukan khusus kepada Filipina, Dubes AS untuk Indonesia juga menemui Menkopolhukam, Wiranto, sekedar untuk menyatakan bahwa Marawi merupakan basis ISIS di Asia Tenggara. AS melalui saluran internasionalnya juga telah merilis bahwa Majelis Mujahidin Indonesia sebagai bagian dari terorisme.

AS dapat dikatakan sebagai negara yang paling berbahaya bagi Indonesia karena amat mungkin memanipulasi krisis di Marawi untuk dikembangkan menjadi perongrong stabilitas Indonesia. Karena itu ada baiknya pemerintah Indonesia berhati-hati dengan muka dua AS. Sudah banyak bukti menunjukkan bahwa AS dengan mudahnya mengganti persahabatan dengan permusuhan dalam waktu sekejap. Irak dan Afghanistan merupakan korban paling tragis dari politik muka dua AS.

Adalah ganjil, bila tiba-tiba AS dan kaki tangan globalnya merilis MMI sebagai bagian dari terorisme. MMI jelas menyangkut Indonesia. Jika Indonesia mempertanyakan rilis tersebut, bisa-bisa akan dimanfaatkan AS untuk merongrong Indonesia yang akhirnya akan menuju tujuan yang sudah lama diduga bahwa AS di dalam hatinya menginginkan Indonesia yang hancur dan bubar.

Selain itu, jelas tak bisa disangkal, AS masuk ke dalam konflik Marawi untuk tujuan menghadang pengaruh China di Asia Tenggara. Dengan meningkatnya pengaruh militer AS dalam konflik di Marawi, sudah barang tentu bagi AS bagai ungkapan pucuk dicinta ulam pun tiba. AS sudah biasa hidup dari perang ke perang demi kemajuan industri militer negara itu.

Walhasil, Indonesia harus waspada dengan kelicikan AS yang akan memanfaatkan krisis Marawi demi tujuan busuknya.

Masalahnya jangan sampai ada pula elemen di dalam pemerintahan yang bermain mata dan bersekongkol dengan AS demi kekuasaan semu di hadapan rakyat. (klj)