Politik

Invasi Politik Siluman Konglo

Nusantarakini.com, Jakarta

Pada mulanya siluman konglomerat ini menyusup ke struktur ekopol Orde Baru. Di situ mereka bekerja, berzina, bertelur dan mengeram. Telur yang mereka erami itu adalah telur politik. Menunggu sarang yang menyantol ke Orde Baru itu hangus dan telur itu akan menetas bersamaan suhu yang meningkat pesat dengan terbakarnya bangunan Orde Baru.

Orde Baru meleleh dan punah. Muncul struktur baru. Telur-telur politik yang dierami selama Orde Baru itu menetas. Seperti gen agresif yang dimiliki induknya, kini anakan politik Konglomerat itu menyerbu struktur baru dan berlari mengisi setiap ruang yang kosong dari struktur baru tersebut.

Tidak hanya cukup mengisi, tapi juga berkehendak menguasai dan menyingkirkan yang sudah lebih dahulu mengisi ruang-ruang struktur baru.

Mereka yang nyantai-nyantai mengisi ruang-ruang struktur baru itu, terpana melihat agresifnya anakan konglomerat yang dulunya menggantung dan menyusu ke Orde Baru itu.

Tapi apalah artinya terpana. Anakan konglo ini tak peduli mau terpana atau pun mereka terbunuh. Mereka terus membanjiri ruang-ruang itu. Memenuhinya dan merampasinya. Seolah kesetanan dan menganggap, kalau bukan sekarang, kapan lagi.

Tadinya indukan mereka hanyalah parasit jinak untuk Orde Baru, namun anakannya ganas dan rakus. Atau indukannya itu sebenarnya ganas dan rakus seperti anakannya, namun karena situasi waktu itu tidak memungkinkan, maka berpura-puralah mereka bagaikan kutil raksasa jinak. Anakannya mengekspresikan sifat asli mereka yang terpendam.

Kini mereka menginvasi apa saja. Tapi mata rakyat makin berkilat-kilat menunggu waktu yang tepat untuk memusnahkan mereka. Sebab, jika tidak, habislah kehidupan yang tersedia untuk semua makhluk. Mereka tampaknya hanya tahu bahwa dunia harus dirampas dan disenggamai sampai nyawa mereka lepas dari jasad.

Tiada yang lebih birahi bagi mereka kecuali tumpukan harta dan tombol kekuasaan sudah berada menempel di jidat mereka. Dan saat ini gairah untuk merebut tombol kekuasaan itu memicu terus adrenalin mereka siang malam.

Mereka mengundang untuk dihentikan seperti halnya Malaysia menghentikan dengan efektif.

~By John Leong

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top