Inilah Yang Mengharukan Semua Orang dari Demo 411

Nusantarakini.com, Jakarta –

Hari-hari belakangan ini ada banyak keharuan terkait iman-islam-muslimin-indonesia yang membikin aku terharu. Bahkan terkadang air mata berlinang. Betapa tidak?

Dulu aku berpikir mustahil di zaman serba uang ini akan terjadi jutaan orang turun ke jalan hanya untuk membela keyakinan mereka.

Dulu aku berpikir mustahil di zaman serba adu sohor ini para pesohor manut dan lebur dalam barisan umat yang berdemo tanpa mau dipublikasikan.

Dulu aku berpikir mustahil ulama NU akan berkata tidak kepada penguasa.

Dulu aku berpikir mustahil orang-orang intelek dan mendalam ilmu agamanya sudi dipimpin ulama-ulama yang dipandang dangkal dan kerap didiskreditkan media.

Dulu aku berpikir mustahil pendemo mengusir media sebab demo memerlukan publikasi.

Dulu aku berpikir mustahil orang-orang besar di negeri ini berani menyatakan identitas dirinya Muslim dan konsekwensinya akan membelanya.

Dulu aku berpikir demo menuntut agama agar dihormati hanya disambut sedikit orang.

Ternyata sekarang semua itu berubah. Agama telah bangkit kembali setelah sekian lama didera pengikisan dari hati manusia. Agama telah kembali menjadi penyinar jiwa manusia yang gelap.

Aku terharu saat para difabel memaksakan diri ikut merangkak berdemo.

Aku terharu ibu-ibu membuka dapur umum untuk konsumsi umat yang demo.

Aku terharu saat pedagang kaki lima menggratiskan jualannya.

Aku terharu satu sama lain menraktir minuman dan makanan di jalanan.

Aku terharu para dermawan berlomba membayar ongkos-ongkos para pendemo dari berbagai daerah.

Aku terharu para pendemo membentuk sendiri barisan pemungut sampah.

Aku terharu, polisi penjaga keamanan jalannya demo sholat bersama.

Aku terharu para ulama, habaib dan kyai-kyai walau sudah sepuh, turut serta berjalan kaki bersama santri-santrinya.

Aku terharu saat ulama satu suara menyuarakan aspirasi umat.

Aku terharu begitu gigihnya Habib Rizieq dan Ustadz Bachtiar Nasir mengasuh dan mengajak umat untuk datang ke ibukota.

Aku terharu begitu teguhnya pendirian KH. Ma’ruf Amin yang tidak gentar dengan pemilik kuasa, senjata dan uang.

Al-Maidah benar-benar menjadi hidangan yang lezat bagi orang-orang beriman sampai-sampai mereka ramai-ramai menjemputnya di ibu kota. (sed)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *