Nasional

Rakyat Kecil dan Penguasa Yang Buruk Sama-sama Butuh Keributannya Ahok

Nusantarakini.com, Jakarta –

Syahdan sebelum era Soekarno runtuh, keributan dan demonstrasi hampir merupakan santapan rutin bagi masyarakat. Orang-orang berebut peran saat demonstrasi digerakkan. Tampil gagah berani, baju bersih dan penuh dengan aksesori. Saat-saat semacam itu, rakyat yang terlibat demo itu merasakan dirinya eksis dalam simulasi di depan publik. Untuk sementara, urusan domestik di rumah dan keluarga yang menjerit akibat kemiskinan yang parah, terlupakan.

Pada saat yang sama, sriwideri sebagai salah satu grup wayang terkenal, pertunjukannya selalu dibanjiri penonton. Bioskop-bioskop dan pertandingan-pertandingan bola selalu membludak dengan penggemar. Apakah gratis? Tidak. Kok rakyat yang lagi miskin dapat dengan mudah menghabiskan penghasilan untuk nonton dan gelar demonstrasi?

Justru begitulah manusia mengatasi hidupnya. Saat depresi dan stress, biasanya kebutuhan yang paling diminati ialah hiburan. Karena dengan hiburanlah manusia berharap membebaskan dirinya dari stres dan depresi. Apalagi hiburan itu bersifat massal dan menghadirkan rasa ingroup satu sama lain yang berefek membuncahnya rasa senasib sepenanggungan. Hiburan yang mampu membuat suasana semacam itu pasti laris dan dibanjiri penonton. Terutama sekali, jika hiburan itu mengundang keterlibatan dan interaksi sehingga muncuk efek rasa bahwa penonton itu sendirilah yang memainkan dan menikmati hiburan itu. Itulah sebabnya demonstrasi sebagai sebuah saluran hiburan rakyat di zaman itu ramai selalu dengan rakyat.

Penguasa mengerti hal itu dan menikmati pula sarana memperalat rakyat dengan cara itu agar rakyat melupakan urusan domestiknya di rumah masing-masing. Untuk apa? Sebab jika rakyat beraksi dari dasar penderitaan yang timbul akibat krisis ekonomi di rumah tangga, akan menuntut langsung kepada pemerintah sebagai penanggungjawab kesejahteraan rakyat. Tentu tidak menguntungkan bagi pemerintah di tengah pemerintah yang juga tidak kalah sulitnya dengan apa yang dihadapi rakyat di rumah tangga mereka. Cara terbaik bagi pemerintah yaitu mengalihkan perhatian rakyat dari sumber masalah dan pemerintah dengan tetap membuat rakyat terhibur sejenak dan menyalurkan tekanan hidup yang mereka derita.

Sekarang kita langsung saja bandingkan dengan apa yang terjadi sekarang terkait soal Ahok yang bikin ribut-ribut secara nasional. Sudah jelas hal itu bahwa ilmu lama tentang memerintah rakyat yang stress kembali lagi dipakai oleh penguasa sekarang. Penguasa sekarang juga stres dengan keringnya sumber pendapatan, sementara pengeluaran demikian besarnya. Utang luar negeri meningkat terus. Sumber pembiayaan negara selain utang, jauh dari cukup. Sedangkan ambisi untuk belanja infrastruktur tidak bisa direm. Ibaratnya, besar pasak dari pada tiang. Hal ini jelas tercermin dari defisit APBN yang bikin kening berkerut.

Bermacam cara digunakan untuk memperoleh dana. Pajak makin intensif, ekstensif dan variatif. Ini tentu memberatkan sekali bagi kehidupan rakyat. Modus tax amnesty untuk meraup dana dari kalangan orang-orang kaya, hanya memuluskan negara sebagai pelayan orang-orang kaya.

Adapun di lapisan rakyat kecil, harapan untuk hidup sejahtera dan aman makin jauh dari jangkauan. Pengeluaran makin besar dan beragam. Ketergantungan terhadap uang sebagai akses memperoleh hidup yang tenang, semakin lama semakin kuat. Sebab, sistem ekonomi makin bergerak menuju ekonomi berbasis uang, bukan aset. Tentulah akibatnya rakyat pusing dan tertekan sehari-hari.

Dalam situasi semacam itu, ilmu lama dipakailah kembali. Rakyat dihibur dengan keributan supaya rakyat bisa mengalihkan perhatian ke topik di luar kesulitan domestiknya. Ahok menyulut keributan tiap hari. Rakyat bereksi tiap hari pula. Pemerintah untuk sementara terlepas dari sorotan mata nanar rakyat yang sengsara akibat salah urus negara.

Tapi bukan tidak mungkin, jika ribut-ribut yang tadinya digunakan untuk menghalau perhatian rakyat, dapat menjelma menjadi suatu krisis sosial politik. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top