Nusantarakini.com, Jakarta-
Buruknya kinerja calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berimbas pada penurunan yang drastis terhadap popularitas dan elektabilitasnya. Kecenderungan penurunan tersebut terutama disebabkan karena persoalan pelayanan publik yang buruk, seperti persoalan kemacetan yang semakin meningkat.
Penilaian isu negatif lain ini terkait adanya dugaan kasus korupsi, seperti reklamasi, Sumber Waras, dan Rusun Cengkareng merupakan isu lain yang menurunkan elektabilitas Ahok. Sementara di sisi lain, beberapa calon lawan Ahok yang dianggap potensial, mengalami fluktuasi elektoral secara beragam.
Direktur Lembaga Survey Politik Indonesia (LSPI), Julpan Haris memperkirakan Ahok bisa dikalahkan calon gubernur lain pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Pandangannya didasari hasil survei yang dilakukan 22-28 Agustus lalu, dan dirilis pada Jumat kemarin (2/9).
“Kecenderungan penurunan ini paralel dengan angka ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok dalam persoalan pelayanan publik terutama persoalan kemacetan yang dianggap responden justru semakin meningkat,” kata Julpan.
Survei LSPI ini, menurut Julpan, menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel 440 responden, dengan margin of error sebesar 4,8 persen, dan tingat kepercayaan 95 persen. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara tatap muka langsung oleh tim surveyor yang terlatih.
LSPI melakukan simulasi dengan mengambil empat nama calon gubernur yaitu Ahok, Yusril Ihza Mahendra (YIM), Tri Rismaharani (Risma) dan Sandiaga Uno (Sandi). Ahok dipilih oleh 35 persen, disusul YIM sebesar 30,4 persen, Risma 11,2 persen, dan Sandi 5,8 persen. Sementara angka yang belum memutuskan sebesar 17,6 persen.
Seperti yang dikutip Harianterbit.com, pada survey LSPI sebelumnya, perolehan suara Ahok mendapatkan 36,2 persen, YIM 28,6 persen, Risma 9,4 persen, dan Sandia 3,1 persen.
“Demikian pula pada data top of mind, Ahok cenderung terus menurun, sementara penantangnya cenderung naik,” pungkas Julpan. (*mc)