Nasional

Ulama dan Tokoh Umat Jatim Berkumpul Merumuskan Jalan Keluar Masalah Kebangsaan dan Kenegaraan

Nusantarakini.com, Sidoarjo –Puluhan ulama, kyai, tokoh umat, dan habaib berkumpul dalam momen Ramadhan penuh barakah, Selasa kemarin (28/3) di Sidoarjo mengadakan diskusi kebangsaan. Acara diskusi kemudian diakhiri dengan berbuka puasa bersama penuh keakraban dan semangat perjuangan.

Acara ini bertajuk “Silaturahim Masalah Kebangsaan Kenegaraan.” Slamet Sugianto (Presiden PKAD) memandu acara dengan bagus di antara tokoh yang hadir.

Sembari duduk di meja bundar, tampak wajah-wajah penuh kepedulian dalam memikirkan urusan umat. Kyai Ghozi memiliki pandangan yang memprihatinkan berkaitan kondisi umat. “Kondisi ini lebih buruk dari 1945. Tidak ada ketuhanan yang bebas,” tandasnya.

Pesan pentingnya kepada tokoh, ulama, dan habaib yang hadir agar tidak takut kepada manusia. Takutlah pada Allah.
“Intinya berani bergerak. Bukan berontak. Tegakkan keadalian dan hilangkan penjajahan. Jangan merasa terjajah,” imbuhnya.

Lebih jauh K.H. Agus Solachul Aam atau Gus Aam, salah satu cucu pendiri NU, KH Wahab Hasbullah, membeberkan tiga poin penting persoalan kebangsaan. Kepedulianya kepada umat begitu luar biasa hingga mengadakan silaturahim tokoh, ulama, dan habaib.

Poin pertama yang disampaikan Gus Aam yaitu ada upaya penundaan pemilu.
“Kalau tidak terwujud (penundaan pemilu) kondisi dibuat sulit, dan susah
Rakyat/bangsa Indonesia dimiskinkan dan dibodohkan. Sehingga saat ini Rakyat/Bangsa Indonesia seperti yatim piatu. Buktinya pemberian BLT dan Bos. Akhirnya masyarakat tidak ada/punya semangat dan tidak ada/punya nilai juang,” paparnya.

Banyaknya kelompok yang berjuang masih dinilai Gus Aam jalan sendiri-sendiri. Karenanya beliau menyerukan kepada ulama, tokoh, dan habaib bersatu semua agar kekuatan umat bangkit.
“Tengok resolusi jihad ketika digelorakan Syaikh Hasyim Asy’ari,” imbuhnya memberikan semangat juang.

Tak luput larangan berpolitik di masjid dan di kampus mendapatkan sorotan. Jelas tugas tokoh, ulama, dan habaib ialah mengingatkan masyarakat.

Gus A’am saat menyampaikan pemikirannya

Terkait poin kedua, Gus Aam menduga ada upaya penghancuran penjaga kedaulatan negara dengan ormas Islam. Karenanya beliau mengingatkan agar kyai tidak hanya mengurusi urusan pondok, tapi juga jam’iyah dan umat.
“Mengelola negara itu sumbernya bukan dari pajak, tapi sumber utamanya harus dari pengelolaan sumber daya alam. Niscaya ada sekolah gratis,” terangnya

Karenanya, menata Indonesia ke depan untuk pemimpin baru. Buat pakta integritas bagi calon pemimpin baru sesuai harapan dan cita-cita Rakyat Indonesia. Harus menjanjikan, dan mampu melakukan perubahan dan perbaikan menuju masyarakat adil dan sejahtera.

Ustadz Andre Kurniawan memberikan pernyataan menohok terkait bahaya komunisme. Semenjak kongres PKC tahun 1986 di Beijing China terdapat 3 hal yang menjadikan komunisme menghadapi hambatan di Indonesia.

1) Regulasi UU Anti Komunisme di TAP MPR
2) Positioning Pancasila sebagai musuh komunis
3) Rasa anti komunis umat Islam yang kuat

“Poin pertama, kini sudah jebol dengan UU HIP. Poin kedua, dijebol dengan UU Omibuslaw Ciptaker. Poin ketiga, jebol dengan Devide Et Impera (belah bambu),” tegasnya.

Menyinggung terkait model perjuangan, secara konstitusional, lanjut Ustadz Andre, kita kalah sebelum berperang dalam penentuan pemilu 2024. Meski muncul KPU internasional yang digagas Menhan AS.

Adapun hal lain terkait ekstra konstitusional ada tiga hal:
1) Tidak memenuhi persyaratan (isu ijazah palsu).
2) Tindakan perbuatan tercela
3) Korupsi 349 Triliun.

“Maka untuk impeachment bisa dilakukan ketika ditemukan perbuatan tercela. Sayangnya DPR 80% sudah dikuasai. Selanjutnya kekuatan people power dengan mosi tidak percaya,” imbuhnya menutup pembicaraan.

Gus Wachid Muin menimpali dengan berharap mudah-mudahan Annies Baswedan yang mewarisi tampak sebagai Imam Mahdi. Indonesia banyak orang pintar.

Kyai Abdus Salam Syah dari Madura mengapresiasi forum ini yang menjadi ajang pemikir masa depan umat. Pesannya kepada hadirin sebagai tokoh, ulama, dan habaib untuk memberi penyadaran kepada umat yang tak tahu menahu.

“Misal meluruskan makna politik dan memberi dorongan masyarakat. Khilafah bagus. Jangan dibenturkan,” tandasnya.

Pemaparan KH Zainuddin Husni

Kyai Zainudin tanpa berpanjang lebar. Sudah mengetahui simpul masalah. Pertanyaanya apa aksi bersama?

“Kita punya semangat dan Allah. People power bermakna tidak menyerang. Ada langkah berikut sampai menemukan lebih baik,” serunya.

Acara begitu gayeng dan penuh makna. Suasana kehangatan dan siap merumuskan lanah bersama. [ss/mc]

Terpopuler

To Top