Upgading Skill Relawan, Jarnas ABW eks Karesidenan Semarang Selenggarakan Basic Public Speaking Training

NUSANTARAKINI.COM _ Banyak orang yang merasa gugup saat diminta berbicara di depan banyak orang, terutama jika ini adalah pertama kalinya. Tubuh mulai berkeringat dingin, tangan gemetar.

Pikiran mulai mengkhawatirkan segala hal. Meski sudah berlatih berjam-jam, namun rasa takut ini akan menimbulkan kesalahan saat berbicara.

Ketakutan itu istilahnya disebut dengan glossophobia atau fobia untuk berbicara di depan. Ini merupakan jenis fobia yang paling umum.

Bahkan, jumlah orang dengan fobia ini di dunia mencapai 40 juta orang.

Menurut Psychology Today, penyebab yang membuat orang takut berbicara di depan umum karena khawatir dihakimi atau dinilai negati oleh orang lain.

Memiliki kepercayaan diri dan kecakapan berkomunikasi bisa menjadi kekuatan pribadi. Terlebih, saat ini sebagai relawan yang akan terus memperkenalkan Anies Baswedan ke masyarakat umum, keterampilan berbicara dengan tepat dan cakap amat diperlukan.

Oleh karena itulah, Jarnas (Jaringan Nasional) ABW eks Karesidenan Semarang mengadakan “Basic Public Speaking Training batch #1: Training Dasar 4 Jam Menjadi Pembicara Hebat, Sabtu (18/3/2023).

Training ini dipandu langsung oleh trainer yang berpengalaman, Toto Widiarto. Tim Monitoring Jarnas ABW eks Karesidenan Semarang itu telah mengajar lebih dari 2.000 jam training di banyak kota di Indonesia, bahkan sampai Malaysia.

Maka, tak perlu diragukan, kepiawaiannya dalam melatih public speaking.

Dalam training ini, selain didapatkan ilmu secara teori, para peserta juga praktik langsung berbicara di depan umum, kemudian di berikan feedback dari trainer.

Sehingga, semakin jelas, apa saja yang perlu dilakukan saat berbicara di depan umum.

“Ke depan, Jarnas ABW eks Karesidenan Semarang khususnya, akan terus mengadakan training-training seperti ini agar terus memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan juga meningkatkan keterampilan para relawan Jarnas Anies Baswedan,” kata tim monitoring Jarnas ABW eks Karesidenan Semarang, Indra Rahman.