Nasional

Jarnas ABW Sudah Bentuk 46 DPW dan 601 DPD Seluruh Indonesia Siap Menangkan Anies, Begini Rahasianya

Nusantarakini.com, Jakarta –Pertumbuhan gerakan relawan pendukung Anies Rasyid Baswedan (ABW) semakin menunjukkan penambahan dan perluasan yang semakin masif. Demikian juga Jaringan Nasional Relawan Anies Baswedan (Jarnas ABW) yang menunjukkan penambahan jumlah struktur organisasi dan jumlah relawan yang sangat menakjubkan.

Pemutakhiran data perkembangan organisasi Jarnas ABW yang diterima redaksi Nusantarakini.com menunjukkan peningkatan yang masif. Sampai saat ini sudah terbentuk 46 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang tersebar di 34 provinsi, 601 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang tersebar di 514 kabupaten, ribuan Dewan Pimpinan Kecamatan (DPC), ribuan Pengurus Desa, serta 53 ribuan keanggotaan relawan.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (Sekjen DPP) Jarnas ABW, Dendy Susianto M.IP, mengatakan pesatnya pertumbuhan jaringan relawan yang dibesutnya merupakan efek bola salju keinginan masyarakat Indonesia yang kuat akan perubahan semakin mengharapkan ABW untuk menjadi Presiden Republik Indonesia 2024 mendatang.

Menurut Dendy, Jarnas ABW dibentuk oleh sahabat Anies Baswedan di masa aktif kuliah dari berbagai kampus di Indonesia. Saat ini para sahabat Anies Baswedan sudah berkecimpung di berbaga bidang dan profesi seperti intelektual, pengusaha, profesional, politisi, aktivis sosial, dan lain sebagainya.

“Sekitar awal Ramadhan 2020 (2 Ramadhan) kami silaturahmi ke mas Anies (saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta). Teman-teman menghadap minta izin, sounding, mau membuat jaringan relawan. Namun kata mas Anies kurang elok kalau langsung dibuat, karena kurang elok selama beliau masih menjabat sebagai gubernur,” terang Dendy kepada Nusantarakini.com, Jakarta, Senin (13/3/2023) tentang sejarah terbentuknya Jarnas ABW.

Jadi selama itu, lanjut dia, kami bersama teman-teman hanya melakukan ajang diskusi dan silaturahmi saja untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Baru setelah ABW purna tugas sebagai DKI-1, pada tahun 2022 Jarnas ABW mulai melakukan gerakan yang terbuka secara tenang dan terukur.

“Kami patuh dengan mengikuti karakter mas Anies yang sangat menjunjung etika dan fair play ya. Jadi sejak mendapat lampu hijau karena purna tugas beliau, kami baru bergerak dengan strategi terbuka dan menyosialisasikan ke media mainstream, termasuk media sosial. Dan tentu saja dengan melakukan gerakan darat yang terukur dan efektif,” terang pria yang gemar berkacamata biru ini.

“Dengan strategi terbuka ini, banyak yang kaget ternyata Jarnas sudah sangat besar. Banyak yang heran, sehingga Jarnas paling besar dibandingkan Simpul-simpul relawan ABW lainnya,” imbuh Dendy.

Jadi, tegas Dendy, Jarnas dibentuk pada pertengahan ramadhan 2020. Pada tahun pertama, Jarnas bergerak secara senyap. Jarnas melakukan rekrutmen dan pengembangan jaringan secara door to door.

Ketika ditanya kenapa jumlah DPW dan DPD Jarnas ABW lebih banyak dibanding jumlah provinsi dan kabupaten yang ada di Indonesia? Dendy mengatakan hal ini karena definisi Jarnas adalah kumpulan individu dan kumpulan simpul relawan. Dan keanggotaan Jarnas bersifat inklusif bagi semua lapisan masyarakat dari berbagai suku bangsa dan agama, serta menghormati keterwakilan perempuan.

“Jarnas kan kumpulan individu dan kumpulan simpul relawan. Jadi yang gabung di Jarnas juga kumpulan simpul relawan yang masuk ke dalam Jarnas. Jadi di satu provinsi dan kabupaten bisa lebih dari satu kepengurusan,” terang Dendy.

“Contoh ya, di Jateng ada kepengurusan 3 DPW, Jabar ada 4 DPW, Sulsel ada 4 DPW dan Sumsel ada 2 DPW. Tetapi meskipun semua propinsi sudah ada kepengurusan DPW, namun untuk DPD baru sekitar 90% terbentuk kepengurusan DPD. Seperti di Papua belum semua ada DPD, baru mulai proses pembentukan yang belum ada,” imbuhnya.

Masifnya perkembangan jaringan Jarnas ABW, kata Dendy, karena cara rekrutmen yang dilakukan secara door to door dan bisa dilakukan verifikasi faktual secara fisik. Mereka didatangi, ditemui, direkrut, kamudian diberikan pelatihan.

“Anggota Jarnas bisa diversifikasi secara faktual. Karena mereka kita temui, kamudian kita rekrut dan dilatih. Jadi kita tidak sembarangan main klaim, main comot saja tanpa bisa diversifikasi,” ucapnya.

“Setelah terbentuk kepengurusan, mereka kita latih dalam sekolah politik kita, Skopol Jarnas ABW. Jadi mereka akan lebih terlatih untuk menggerakkan relawan sehingga efektif memenangkan ABW nantinya,” sambungnya.

Ketika ditanya bagaimana cara menggerakkan relawan terkait pembiayaan operasionalnya. Dendy secara jelas menjawab bahwa di Jarnas ABW operasional pendanaan dilakukan secara mandiri. Dia juga menjelaskan bahwa secara umum ada dua model, mandiri murni dan subsidi sebagai pemantik.

“Pada prinsipnya pembiayaan operasional Jarnas ABW mandiri ya. Namun secara umum kita menerapkan dua model, yaitu mandiri murni dan secara subsidi. Misalnya DPW membiayai sendiri kegiatannya, juga ada disubsidi sebagai pemantik. Biasanya untuk starter untuk mengawali kegiatan,” terangnya.

Dendy juga menekankan tentang cara kerja relawan, bahwa relawan Jarnas ABW adalah relawan yang terlatih. Jadi gerakannya terarah sesuai dengan standart operational procedure (SOP) dari pusat (DPP) dari bekal yang relawan terima dari pelatihan di Skopol Jarnas ABW.

“Jelas terarah dan terlatih ya. Karena di Skopol kita dilatih strategi memenangkan ABW,” ucapnya.

Terkait sikap politik Jarnas ABW, Dendy memastikan bahwa sikap Jarnas tegak lurus dengan Anies Baswedan. Artinya apa yang menjadi keputusan sikap politik ABW Jarnas akan mengikuti.

“Jarnas akan tegak lurus dan sami’na wa atho’na dengan sikap politik mas Anies. Misalnya soal cawapres, keputusan apa yang diambil beliau, kita akan mengikuti dan dukung 100%,” pungkas pria eksentrik ini. [mc]

Terpopuler

To Top