Kyai Jateng-Jatim Gelar Tirakatan Bersama Doakan Anies Baswedan

Nusantarakini.com, Sragen – Puluhan kyai Jawa Tengah-Jawa Timur menggelar pertemuan untuk mendoakan bakal calon Presiden Anies Baswedan bertempat di pondok pesantren KH Wafi Maimoen Zubair (Gus Wafi) di Ribath Nurul Anwar, Sragen pada 25 Februari 2023. Acara yang bertajuk “Halaqah Kebangsaan: Ulama Mendoakan Anies Baswedan” ini dipimpin KH Nasirul Mahasin Nursalim, pengasuh Pondok Pesantren al-Quran, Narukan, Rembang.

Dalam pembukaannya, Gus Wafi menyampaikan agar para kyai yang hadir terus mendoakan Anies Baswedan. “Gangguan yang dialami Pak Anies ini sungguh luar biasa. Lahir dan batin. Apa pun dilakukan oleh orang-orang dzalim untuk menggagalkan proses pencalonan Pak Anies ini. Makanya kita perlu mendawamkan doa untuk kelancaran bagi Pak Anies ini. Tirakat untuk beliau. Tidak ada yang lebih pas menjadi Presiden kita saat ini selain Pak Anies Baswedan yang mencerminkan akhlaqul karimah,” kata Gus Wafi.

KH Muhammad Ainul Yaqin (Gus Mad) dari Tuban, Jawa Timur menyampaikan, bahwa dinamika di masyarakat perlu ditangkap dan dijadikan cermin untuk Anies Baswedan. “Agar ikhtiar yang bermula dari niat baik menjadi kebaikan untuk semua,” katanya.

“Kalau melihat situasi di masyarakat dan isyarat-isyarat, insya Allah Pak Anies ini akan menang dan menjadi Presiden 2024,” sambungnya.

Tetapi, dari semua proses itu yang penting harus dijaga adalah bagian akhir, yaitu menjadi saksi di TPS-TPS.

KH Labib Shodiq Suhaimi dari Brebes, Jawa Tengah menyatakan, “Kita dorong agar para santri aktif menjaga suara Pak Anies di akhir. Agar tidak terjadi kecurangan di lapangan. Akan percuma semua usaha kampanye kalau suara tidak dijaga,” kata KH Labib Shodiq.

Menurut KH Ikrom Hasan, Banyuwangi, “Jangan sampai kita bilang Anies kalah. Ini kan doa, jadi jangan mendoakan kekalahan bagi Pak Anies. Jadi, terus semangat untuk mendoakan kemenangan untuk Anies.”

Gus Mahasin dalam paparannya menyampaikan agar para kyai menjaga suara jamaah Nahdliyin di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. “Ini akan jadi bagian dari perjuangan kita semua untuk mengantarkan Pak Anies Baswedan menjadi Presiden Indonesia 2024-2029. Memang, mendukung Pak Anies ini membutuhkan benar-benar perjuangan. Orang baik, bisa bekerja, kualitas internasional, tetapi dizalimi terus-terusan. Indonesia akan sangat maju di tangan Pak Anies,” kata kakak kandung Gus Baha ini.

Halaqah Kebangsaan ini melahirkan Risalah Sragen yang dibacakan Gus Mahasin. Ada lima poin dalam Risalah Sragen ini:

Risalah Sragen, Jawa Tengah, Februari 2023

1. Mendoakan dan bertirakat agar Bapak Anies Baswedan diberikan kelancaran dan diselamatkan dari gangguan lahir atau batin dalam proses menjadi Presiden Indonesia 2024-2029. Banyak sekali gangguan yang beliau alami saat ini untuk mewujudkan perubahan bagi bangsa Indonesia.

2. Bapak Anies Baswedan bisa menjadi tokoh pemersatu bangsa, presiden semua kalangan, semua golongan. Mengikuti konsep Trilogi Ukhwah yang dirumuskan Rais Aam PBNU (1984-991) KH Achmad Shiddiq, ukhwah Islamiyah, ukhwah wathaniyah, ukhwah basyariah.

3. Merekomendasikan nama putra-putri terbaik dari kalangan Nahdliyin untuk wakil presiden Bapak Anies Rasyid Baswedan yaitu Gus Muhaimin Iskandar, Ibu Khofifah, Gus Taj Yasin, Gus Syaifullah Yusuf, KH Said Aqil Siradj, Bu Yenny Wahid. Dan dari luar Nahdliyin yang potensial seperti Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, semua kyai/ulama yang hadir sepakat untuk menyerahkan keputusan terbaik kepada Bapak Anies Baswedan.

4. Jangan sampai ada gerakan atau upaya-upaya pelanggaran konstitusi untuk memundurkan jadwal pemilu 2024 atau malah menggagalkan pemilu 2024. Indonesia harus melakukan perubahan besar-besaran agar kita keluar dari berbagai krisis yang terjadi saat ini melalui Pemilu 2024 yang adil, jujur, dan bermartabat.

5. Mengajak para santri untuk ikut mendoakan dan mendukung agar Bapak Anies Baswedan menjadi Presiden Indonesia yang akan membawa perubahan bagi dunia pesantren secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum. Dengan menjaga akhlakul karimah, tidak menyebarkan fitnah, tidak mencaci maki, tidak membangun konflik dengan sesama anak bangsa.

Halaqah Kebangsaan ini dihadiri di antaranya, KH. Ainul Yaqin Tuban, KH. Mas Mansur Surabaya, KH. Munif Pasuruan, KH. Fuad Habib Dimyathi Tremas Pacitan, KH. Bustomi Magetan, KH. Mizan Madiun, KH. Abdurohim, PP.Sabilul Mutaqien Mojokerto, KH. Labib Brebes, KH. Asnawi, Kudus, KH. Mudofar Jepara, KH. Ahmad Ruba’i Kartosuro, KH. Aqomudien Shofa Benda Brebes. [mc]