Dirjen Aptika Kominfo : Peningkatan Literasi Digital Ciptakan Talenta Digital

NUSANTARAKINI.COM – Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mengatakan jika pesatnya perkembangan teknologi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19, telah memaksa masyarakat untuk berinteraksi melalui dunia digital. Penggunaan teknologi tersebut menunjukan jika telah terjadi perubahan era transformasi digital. Menurut survey yang dilakukan oleh We Are Social pada tahun 2022, pengguna sosial media di Indonesia telah meningkat menjadi 204,7 juta pengguna. Walaupun begitu, peningkatan teknologi tersebut mengakibatkan peningkatan dampak negatif dari penggunaan teknologi, misalnya cyberbullying, penipuan, dan banyaknya hoax. Hal tersebut disebabkan oleh kurang baiknya tingkat literasi digital masyarakat Indonesia.

“Agar teknologi dapat dimanfaatkan dengan produktif dan tepat guna, penggunaan teknologi perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas literasi digital,” katanya dikutip, Jumat (8/4/2022).

Untuk peningkatan literasi digital yang lebih baik, diperlukannya dukungan dari segala pihak dan seluruh masyarakat, agar dapat mempercepat peningkatan literasi digital yang dapat menciptakan talenta digital yang siap mewujudkan Indonesia Digital Asian.

Sementara ituz KRMT Roy Suryo, mengungkapkan, jika peningkatan teknologi dan sosial media, harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh individu. Salah satu hal yang dapat dilakukan dengan teknologi adalah pemasaran online.

“Para pengusaha diharapkan mampu beradaptasi dalam merubah strategi bisnis dari offline menjadi online,” katanya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu perubahan strategi bisnis ke online antara lain menggunakan target pasar yang jelas, konten yang tidak monoton dan terus diperbaiki, interlinked dengan portal terkemuka, dan tidak lupa untuk tetap melakukan pemasaran secara offline.

Selain itu, ia jugamengatakan jika pelaku pemasaran online harus berjiwa “enterpreneurship” yang mampu menerapkan kreativitas dan inovasi, pemanfaatan peluang, berani membuat perubahan, dan dapat memberikan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain.

Selanjutnya, KRMT Roy Suryo mengatakan jika perkembangan era digital akan juga membuka peluang kerja baru. Beberapa pekerjaan yang akan meningkat di era digital nanti adalah business & financial, management, computer & mathematical, architecture & engineering, sales, education & training.

“Selain itu, era digital juga menghasilkan empat sektor utama yaitu sektor finansial, sektor pertanian, sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif, serta sektor agrologistika,” tambahnya.

Di sektor pertanian, fintech dilihat merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat. Terdapat lima jenis fintech yaitu crowdfunding, micro financing, peer to peer (P2P) atau Fintech Lending, Market Comparison / E-Aggregator, dan digital payment system yang kemudian regulasinya dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Dalam penggunaan fintech, KRMT Roy Suryo menghimbau agar memperhatikan 2L, yaitu Legal dan Logis. Masyarakat diharapkan tidak mudah tergiur oleh rayuan dan testimoni dari sumber yang tidak valid atau biasa dikenal dengan buzzer.

“Dengan memperhatikan hal tersebut, diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik dan tepat guna,” pungkasnya.