Gaya Hidup

Mall-mall Sepi Gara-gara Smartphone

Nusantarakini.com, Jakarta –

Tahun 1996 saya merantau ke Jakarta. Waktu itu, terasa kampungan bila tak nginjak Mall. Mall pertama yang aku kunjungi, Lippo Supermall Karawaci. Dengan bangganya saya dan saudara yang tinggal di bilangan Islamic Village, tetanggaan dengan supermall tersebut, dapat masuk dan melihat-lihat seisi mall. Padahal cuma mejeng doang. Beli juga kagak. Karena nggak ada uang. Hanya cuci mata dengan pemandangan yang gemerlap di mall terbesar se-Indonesia itu, pada tahun 1996.

Setelah itu, berbagai mall pun kulalapi. Lagi-lagi cuma mejeng dan lihat-lihat barang yang dijual. Sesekali lihat-lihat orang yang lalu lalang. Ada yang memang berbelanja. Ada yang makan-makan. Tapi tidak sedikit dari remaja dan anak-anak muda seperti saya ketika itu, sanggupnya cuma mejeng dan cuci mata.

Jadi fungsi nyata mall bagi saya sederhana saja. Tempat mejeng dan cuci mata. Bonusnya ialah baca buku di Gramedia atau Gunung Agung yang ada di mall-mall itu.

Dapat dibayangkan bukan, jika fungsi mejeng dan cuci mata itu sudah direnggut oleh fasilitas lain, seperti yang disediakan oleh smartphone, maka mall pun akan redup. Saat ini, apa sih yang tidak tersedia di dalam smartphone. Pokoknya bila tersedia kuota internet, maka segala barang, buku, dan makhluk-makhluk cantik, dengan sekali tiga kali klik, sudah nongol di layar smartphone.

Akibatnya terbayang bagi mall. Orang jadi malas datang ke mall. Orang yang dicari sudah ada di tangan hanya dengan klak-klik.

Yang bodohnya lagi, mall-mall pun ikut-ikutan menyediakan fasilitas WiFi di tempat-tempat kumpul mereka. Seperti di kafe dalam mall, dan restoran.

Bukannya orang bertemu dan bercakap-cakap, malah hening dimana masing-masing sibuk dengan smartphone-nya. Terbayang betapa hambarnya perjumpaan dan meeting semacam itu.

Lain waktu orang berpikir, ngapain jauh-jauh ke mall dari rumah dan kantor, kalau akhirnya cuma saling diam dan sibuk dengan smartphone-nya masing-masing. Paling diakhiri dengan acara selfie, yang sebenarnya hanya sekedar ritual yang tak berkesan lagi. Sebab setelah foto selfie-nya di dapat dan tersimpan di dalam smartphone, toh masih diutak-atik dengan aplikasi gambar agar lebih menonjol dirinya sendiri. Setelah itu dishare ke group-group WA, Telegram, Twitter, Facebook atau Instagram.

Lalu apa dong yang tersisa dari Mall. Nggak ada lagi. Tempat ngumpul juga sudah banyak alternatif. Banyak kafe yang jauh lebih memanjakan dan menarik ketimbang kafe-kafe di Mall. Mau beli baju dan celana ataupun sepatu, lebih banyak pilihan di online shop. Begitulah zaman kemajuan ICT telah mendegradasi mall hingga menjadi tempat paling sunyi di kota-kota.

Salah satu mall yang sunyi itu ialah Plaza Blok M. Mall ini legend sekali. Tak kren jika belum pernah keliling di dalamnya yang bertingkat itu.

Mall ini tempat saya banyak menghabiskan waktu. Dulu. Waktu zaman muda. Saya bisa berjam-jam membaca buku gratis di Gunung Agung entah di lantai berapa.

Soalnya cukup rutin saya belajar sastra dan bergaul dengan beragam kalangan di lingkungan GOR Bulungan. Di Bulungan ini boleh dikata alternatif-nya habitat para seniman setelah TIM Jakarta Pusat.

Di sini tumbuh besar nama-nama seperti Teguh Esha, Anto Baret, Radhar, Mbah Surip, sekedar menyebut nama.

Hanya puluhan langkah dari Bulungan, menjulang Plaza Blok M. Dulu di tahun 90-an akhir hingga sebelum zaman smartphone seperti sekarang ini, di dalam mall ini, ramai sekali orang. Karena cocok dan nyaman sebagai titik kumpul bagi orang-orang urban yang kesepian. Om-om yang pacaran dengan ABG-ABG haus kemewahan, di situlah tempatnya. Jangan kata orang yang hendak tawar menawar segala yang bisa ditawar, di situ pulalah tempatnya. Kadangkala orang melanjutkannya di Ayam Bakar Gantari, persis di seberang Mall. Kadangkala sambil mejeng tapi makan di Gulai Tikungan (Guktik). Sekarang orang bisa mesan lewat Grab atau Go-Food, pake online, tanpa harus capek-capek buang pertalite ke Bulungan.

Demikianlah riwayat sepinya Blok Mahakam Plaza. Hawatir tidak berapa lama lagi, gedung mall itu bersalin fungsi jadi sarang burung walet.

Tapi tahukah pembaca seperti apa sih riwayat Blok M Plaza.

Plaza Blok M adalah nama pusat perbelanjaan yang berlokasi di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang tepatnya beralamat di Jl. Bulungan No. 76, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia. Pusat perbelanjaan ini memiliki tujuh lantai untuk shoping area dan 13 lantai area parkir yang sangat luas mampu menampung hingga sekitar 700 unit kendaraan roda empat dan 300 unit kendaraan roda dua.
Pusat perbelanjaan yang sudah didirikan sejak tahun 1990 ini menjadi pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Selatan dan dikenal oleh khalayak ramai. Didirikan pada tanggal 30 Mei 1991 dan diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto, Plaza Blok M menjual berbagai jenis pakaian, makanan, aksesoris, otomotif, dan lain-lain.

Makin menggeliatnya pasar otomotif nasional dalam beberapa tahun terakhir ini, secara tak langsung membuat pasar mobil bekas juga ikut terdongkrak. Hal itulah yang membuat bursa mobil hadir di Bursa Mobil Plaza Blok M. Saat ini, ada sekitar 15 showroom yang menghuni tempat ini dan menyediakan beragam mobil mulai dari mobil keluarga (MPV), mobil perkotaan (city car), hingga mobil-mobil berkelas premium seperti Mercedes-Benz, menjadikan bursa mobil ini menjadi yang terlengkap di wilayah Jakarta Selatan.

Jika anda minat untuk membeli mobil di sini, maka anda tidak perlu khawatir, selain tempatnya yang cukup strategis, anda juga bisa leluasa saat ingin melakukan transaksi jual beli. Mengapa? Karena lokasinya terintegrasi dengan Plaza Blok M, sehingga waktunya juga disesuaikan dengan jam buka tutup pusat perbelanjaan tersebut.
Apakah disini ada wahana permainan? Tentu ada, namanya ialah Game Center Amazone di lantai 4. Jika anda berkunjung ke Amazone Plaza Blok M, jangan lupa untuk menginjakkan kaki ke Shooting Range. Ada dua jenis paket yang ditawarkan kepada anda, paket 15 peluru seharga Rp35.000 dan paket 35 peluru seharga Rp50.000 dengan senjata berupa pistol dan senapan serta 14 area sasaran tembak.

Jika anda sudah mencoba wahana dan berbelanja kebutuhan, anda bisa mengunjungi tempat-tempat makan yang ada dan berisi berbagai macam menu pilihan seperti nasi goreng, soto, dan lainnya. Di lantai 5 Plaza Blok M, juga tersedia Masjid Nurul Anwar bagi anda yang ingin melaksanakan ibadah. Selain dua fasilitas tersebut, nantinya Plaza Blok M juga akan dilengkapi dengan MRT yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Sehingga, mall ini akan menjadi satu-satunya mall yang terhubung dengan MRT.

 

 

~ Syahrul E Dasopang (Pengamat Sosial)

Terpopuler

To Top