Sejarah

PBB Itu Masyumi! Bukan PKS

Nusantarakini.com, Jakarta –

PBB ini merupakan warisan tradisi politik Masyumi. Masyumi itu modern dalam berpolitik, tapi tidak diragukan komitmennya terhadap kesinambungan perjuangan politik umat.

Pada Masyumi tertampung beragam aliran pemikiran. Mulai dari yang sangat militan, seperti KH. Isa Ansori hingga yang sangat moderat dan kosmopolitan seperti Muhammad Roem, Sjafroedin Prawiranegara dan Osman Raliby.

Begitupun beragamnya pemikiran di dalam tubuh Masyumi, tidak membuat mereka saling berbenturan dan mengabaikan kedewasaan dan dialog. Natsir sendiri merupakan seorang laiknya sekretaris yang menampung semua pemikiran, menghimpunnya, lalu mengolahnya, kemudian mensinergikan semua pemikiran itu agar sintetis bagi kedinamisan partai. Sebab genetik partai Masyumi, merupakan wadah keseluruhan pemikiran dan gerakan politik Islam di Indonesia. Pendirinya pun terdapat KH. Hasyim Asy’ari.

Namun begitu pun tidak berarti tidak terdapat garis, disiplin dan kebijakan partai. Manakala situasi memungkinkan untuk berkoalisi dengan PNI, maka pemimpin-pemimpin Masyumi lainnya dengan sangat dewasa tunduk dan ikut keputusan pimpinan pusat Masyumi. Tidak ada yang melakukan insubordinasi, apalagi melancarkan penentangan terang-terangan. Sebab, wawasan luas para pemimpin Masyumi itu membawa mereka kepada sikap arif dan percaya kepada strategi pimpinan pusat.

PBB tidak bisa dilepaskan dengan warisan semangat, tradisi politik dan pakem yang diterapkan oleh Masyumi. Dari partai Islam legendaris itulah PBB mengambil cermin dan kebijaksanaan. Inilah hendaknya yang harus disadari oleh setiap komunitas PBB.

PBB harus menampung aspirasi setiap umat yang berharap kemenangan Islam, tapi juga harus cermat dan taktis meniti jalannya situasi politik. PBB saat ini fokus bagaimana partai warisan Masyumi ini selamat kembali ke Senayan. Karena kalau PBB masih berada di luar parlemen, perjuangan partai tidak akan efektif dan atraktif.

Hendaklah setiap pihak yang telah menitipkan kepercayaan lewat PBB memikirkan matang-matang bagaimana dengan elegan, cerdas dan luwes supaya partai ini kembali ke Senayan. Sebab, keberadaan PBB sebagai unsur modernisme Islam Indonesia yang genuine, tidak saja menguntungkan bagi umat, tapi juga bagi warna moderat bangsa ini ke depan.

Sangat naif, jika pendekatan dialogis, luwes dan moderat dihindari untuk ditempuh. Percayalah, dukungan PBB kepada pemerintah, akan memberi banyak jalan bagi lolosnya PBB ke Senayan..dan itu tidak akan membuat luntur komitmen politik PBB untuk membela mereka yang teraniaya. Malahan akan memberi lebih banyak kesempatan.

Ingatlah pesan Ya’kub kepada anak-anaknya. “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang. Dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda….” (QS. Yusuf: 67)

 

 

~ Jurhum Lantong, Wakil Ketua Umum PBB

Terpopuler

To Top