Politik

PA 212: YIM Pengemis Suara?

Nusantarakini.com  Jakarta – 

TANGGAPAN PA. 212

“YUSRIL PENGEMIS SUARA”

Kami atas nama PA. 212 tentunya tidak bisa melepaskan diri dari sejarah tentang perjuangan ummat dibawah komando Imam Besar HRS, menyampaikan tanggapan terkait pernyataan YIM kepada media, kami tersinggung berat atas usulan YIM dengan nada sinis yang dengan sengaja menantang Imam Besar kami HRS untuk membentuk partai FPI.

Apa hubungannya, kenapa YIM merasa terusik ? Apakah dia tidak merasa gagal . Apakah dirinya lupa saat orasi di Pandeglang , menyatakan ” siap mendukung Imam kami HRS untuk maju menjadi Presiden ? Lantas apakah dia tidak bercermin berapa kali partai PBB dibawah kepemimpinannya digugurkan untuk ikut pemilu ? Karena gagal memenuhi batasan perolehan suara ET (elektoral therosold).

Apakah dia tak melihat realita, pimpinan tokoh partai – partai yang langgeng ikut pemilu sejak 1999 PKS dan PAN dan yang lebih muda pun Gerindra , serta Partai Berkarya mendatangi beliau ke Mekkah, untuk sowan dan minta arahan serta dukungan beliau serta ummat pendukung dan simpatisan beliau?

Bahkan termasuk utusan dirinya, terhadap petinggi partai PBB Kaban mendatangi beliau IB . HRS. agar Imam kami memberikan persetujuan dan mendorong agar partai koalisi ummat Gerindra , PKS serta PAN membantu anggota partainya untuk mendapatkan kursi di legislatif agar mencapai ET 4 % supaya partainya tidak gugur kembali untuk yang kesekian kalinya.

Maka atas emosinya yang lepas kontrol, semakin nampak dimata publik super egonya yang tidak logis dan amat tidak berkwalitas , termasuk menyerang anggotanya sendiri Novel Bamumin, dengan menyuruh Novel undurkan diri dari PBB, bukankah kewenangannya dapat memberhentikan secara mekanisne partai, bukan malah cuap – cuap di media, bak orang putus asa.

Usul dengan cara mengemis minta bantuan suara terhadap partai lain yang sama sama berkompetisi adalah suatu keanehan dalam praktek politis maupun teori politis, sama dengan pesimisme , bentuk kegagalan atau identik pengemis suara.

Untuk itu janganlah ketidak mampuan dirinya memimpin ( tidak memiliki leadership ) yang mengakibatkan kehancuran partai PBB ( pemilu April 2019 ) sebelum bertanding, malah menyalahkan orang lain ? terbukti nampak saat ini YIM tidak mampu mengendalikan anggota partainya , setelah dirinya melakukan penghianatan terhadap Para Ulama pengikut Imam kami, dan selanjutanya menyeberang ke paslon capres nomor urut 1 yang mana dirinya sebelumnya pernah mengatakan “Jokowi tidak pantas untuk menjadi presiden dalam dua periode” serta hal-hal yang merendahkan Jokowi selaku petahana presiden.

Yang jelas YIM kalut, karena caleg yang berasal dari ormas anggota FPI yang potesial banyak yang menyatakan mundur dari pencalegan, bahkan banyak pernyataan dari para caleg yang melarang bahkan, sampai mengatakan “haram massa dan atau kostituen IB HRS untuk memilih dirinya (si caleg).

Bisa dibayangkan caleg2 yg berasal dari ormas muslim ketika masih bercokol di PBB saja , YIM sudah tdk punya rasa malu minta bantuan secara tertulis kepada partai – partai yang berkoalisi yang pro kepada paslon nomor 2 Prabowo Sandi. Apa jadinya partai kalau ketua umumnya malah minta bantuan suara kepada partai yang dipimpinnya sama juga YIM menunjukkan dirinya lemah atau tidak percaya diri selaku pemimpin partai. [mc]

Demkian tanggapan kami,

Damai Hari Lubis

Ketua Divisi Hukum PA 212

Terpopuler

To Top