Analisa

Agar UAS Mau Nyawapres, Hanya Perlu Tiga Panggilan Telepon

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Gonjang ganjing soal Ustadz Abdul Somad (UAS) yang belum mau menerima tawaran menjadi cawapres PS, sebetulnya tidaklah rumit. Seharusnya sudah bisa tuntas sejak kemarin-kemarin.

Dalam 5-6 hari ini, semua sibuk melakukan berbagai cara agar UAS menjadi lembut hatinya. Kasak-kusuk itu sangat wajar. Memang begitulah yang harus dilakukan. Mendatangi UAS, berdiplomasi untuk meyakinkan beliau agar mau menerima.

Sejauh ini semua upaya itu belum berhasil. Apalagi yang kurang?

Sebenarnya tidak banyak yang kurang. Hanya satu hal saja yang belum menggenapkan usaha untuk membujuk UAS. Apa gerangan?

Anda “melupakan” Ustadz Salim Segaf (USS). Anda lupa bahwa kunci untuk membujuk UAS dipegang oleh ketua Dewan Syuro PKS ini. Beliulah yang mengantongi kunci yang dicari-cari itu.

Kalau USS serius meyakinkan UAS dan meminta Habis Riziq Shihab (HRS) merestui UAS sebagai cawapres pilihan ulama, insyaAllah kebuntuan yang terjadi sekarang ini bisa diselesaikan dalam satu jam. Yang diperlukan hanya tiga panggilan telepon diantara ketiga ulama besar itu.

Pertama, USS telepon HRS untuk menyerahkan tiket cawapres kepada UAS.

Setelah itu USS menelepon UAS untuk menyatakan bahwa demi bangsa, negara dan umat: “Saya mundur, Antum maju.”

Kemudian, HRS menelepon UAS untuk menyampaikan “perintah” agar menerima tiket cawapres. UAS menjawab, “sami’na wa atha’na”. Siap melaksanakannya.

Tiga panggilan telepon ini, insyaAllah, akan mengguncang perpolitikan Indonesia. Mencengangkan dunia. Dan dengan izin Allah akan menghancurkan kedzoliman para penguasa. Akan mengembalikan kedaulatan bangsa dan negara.

Tiga panggilan telepon itu, insyaAllah, sekaligus akan menghancurkan Impian Dua Periode.

Yang menjadi masalah, maukah dan ikhlaskah USS dan HRS membuat panggilan telepon yang dahsyat itu? [mc]

*Asyari Usman, Wartawan Senior.

Terpopuler

To Top