Tausiah

Dakwah dengan Pendekatan Marketing (Bagian 3)

Tujuan dakwah adalah modifikasi perilaku dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan belajar dari pengalaman selling dan marketing, saya menggagas pentingnya pergeseran dari pendekatan bil lisan dan bil hal. Dan bil hal ini dirinci dengan pendekatan marketing. Dengan pendekatan marketing, bil hal terdiri dari perilaku untuk membangun produk yang memuaskan, biaya yang terjangkau dan ringan, serta kemudahan ruang dan waktu untuk melakukan kebaikan.

Problem dakwah bukan bukan sekedar rendahnya kualitas kata-kata, kata-katanya kurang merayu, kata-katanya kurang tepat untuk golongan orang yang dihadapinya. Bukan itu saja.

Mengajak wanita memakai jilbab, misalkan dilakukan tidak hanya dengan lisan saja, tetapi dengan mendorong regulasi kebebasan berjilbab di sekolah dan dinas, seperti yang sekarang telah berhasil dilakukan. Tanpa dukungan regulasi, berjilbab menuntut pengorbanan besar.

Hmm… itu politik ya.. Ya Kotler menambahkan marketing mix dengan politik dan opini publik. Karena dua hal yang terakhir ini juga memegang perang penting dalam penjualan.

Kembali ke aspek produk, merancang jilbab-jilbab yang keren bisa digolongkan dengan dakwah juga. Karena dengan begitu menambah orang untuk suka dengan memakai jilbab. Membuat jilbab menjadi lebih nyaman juga termasuk memperbaiki aspek produk dari dakwah ini.

Kesannya, merancang jilbab itu kegiatan seni dan bisnis ya. Itu bisa termasuk dakwah bil hal, jika diniati ibadah. Sehingga tiga-tiganya bisa didapatkan, seni, bisnis dan dakwah.

Dakwah bil halnya bisa dilanjukan dengan terus membangun manfaat dari perbuatan baik. Misalkan orang berjilbab, kita hormati. Bukan orang kaya saja yang kita hormati. Kriteria penghormatan kita perlu dirubah dari kriteria kekayaan ke kriteria kebaikan. Itu untuk meningkatkan kepuasan orang dalam melakukan kebaikan. Dengan begitu kita melakukan dakwah bil hal.

 

 

Terpopuler

To Top