Pilkada Morowali: Pendukung SAH Makin Berkurang. Ini Kata Pengamat

Nusantarakini.com-Jumlah massa pendukung tim dan simpatisan salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Morowali 2018, Syarifudin-Chaerudin (SAH) semakin menurun. Banyak pihak menilai tidak maksimalnya tim sukses (timses) bekerja, dan tidak sedikit menganalisis karena pernyataan miris Syarifudin.

Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah massa pendukung yang hadir saat sosialisasi awal (deklarasi) pada 10 Januari 2018 di Anjungan Pantai Matano, Bungku Tengah dengan jumlah massa kampanye akhir pada Rabu, 20 Juni 2018 di Lapangan Marsaole, Bungku Tengah.

Pengakuan dari internal tim SAH dari pihak tim calon wakil bupati menilai, menurunnya para pendukung SAH, disebabkan internal tim dan sikap Syarifudin.

Ini diakui Ridwan, tim SAH dari wakil bupati kepada wartawan, Rabu (20/6), usai kampanye akhir di Lapangan Marsaole.

“Kita akui kita salah strategi, sehingga berdampak pada turunnya massa pendukung di hari akhir kampanye ini. Tapi kita berusaha, meski Paslon kita selalu memberikan ungkapan yang merugikan SAH sendiri,” aku dia.

Massa SAH di awal kampanye di Anjungan Pantai Matano, Bungku Tengah, Rabu (10/1).

Hal ini juga diamini dari pakar politik, Gerry Gandrung, bahwa turunnya para pendukung SAH lebih disebabkan beberapa hal, sehingga konstelasi politik jadi berubah di ujung kampanye.

Pertama. Anwar Hafidz sebagai the session maker SAH tidak lagi menjabat sebagai bupati Morowali. Hal ini menunjukkan ketika awal kampanye banyak melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), sesuai instruksi seorang bupati.

Kedua. Mobilisasi massa saat kampanye awal banyak melibatkan para honorer maupun tenaga lepas dan kontrak. Sekarang mobilisasi ini tidak berlaku lagi, karena mereka lebih cerdas dan berani menentukan pilihan, sesuai hati nurani.

Massa SAH di akhir kampanye di Lapangan Marsaole, Bungku Tengah, Rabu (20/6).

Ketiga. Penggunaan atribut di awal kampanye masih terlihat. Berbeda di hari akhir, karena banyak yang tidak memakai kaos resmi dan bendera partai pendukung pun masih minim.

Keempat. Meski kampanye akhir mengundang artis Jakarta, namun tidak mempengaruhi ramainya massa. Ini disebabkan informasi dan publikasi masih minim dan terbatas.

Kelima. Ramainya mobilisasi massa diawal kampanye adanya biaya transportasi, sementara di akhir, tidak semua massa ditanggung. Bahkan banyak yang kecewa karena tidak sesuai janji. Kekecewaan inilah membuat para simpatisan banyak yang pulang sebelum acara selesai, setelah mendengar tidak ada biaya transportasi.

Keenam. Menurunnya massa SAH ini juga disebabkan banyaknya anggota tim dan simpatisan hijrah ke Paslon lain. Alasannya, masih banyak janji-janji yang belum dipenuhi SAH untuk membiayai operasional anggota tim, yang hingga sekarang belum semua dibayarkan.

“Kekecewaan inilah membuat para simpatisan SAH, banyak tidak hadir dan berpaling serta bergabung ke Paslon lain,” kata dia.*