Warkop-98

Persatuan Nasional #2019GantiPresiden untuk Mendudukkan Rakyat sebagai Pemilik Republik Indonesia

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Di zaman Jokowi dimana situasi Indonesia berada dalam zaman global, keadilan di tengah Rakyat hampir tidak ada. Rakyat di sini adalah Rakyat Banyak yang mayoritas miskin, tertindas dan terpinggirkan.

Sangat tidak masuk akal hidup di Indonesia yang kaya dengan sumber-sumber kemakmuran, ketika keluarga sebangsa kita begitu sengsara.

Kita masih dengan mudah menemui petani di desa dengan pendapatan rata-rata per hari 3000 rupiah. Atau tukang becak yang sehari berpenghasilan 10.000 rupiah, baru setelah dua hari kemudian mendapat pemasukan. Bahkan sampai hari ini Rakyat tidak berpenghasilan pun mencapai jutaan jumlahnya.

Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan yang telah 72 tahun diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, pada realitanya tercatat 4,1 juta anak Indonesia tidak sekolah.

Kemiskinan, Pengganguran, Kebodohan di Indonesia, jelas sekali lahir secara sistematis dan struktural.

Lalu, apakah semua keadaan seperti ini akan terus terjadi. Iya jika kita menyerah. Namun tidak, jika kita melawan keadaan ini. Rakyat Banyak saat ini ibarat tertindih batu besar. Maka memerlukan gotong royong dari segala golongan, kelompok dan komunitas untuk menyingkirkan batu yang menindih tersebut.

Kita semua tahu, bahwa batu yang menindih itu adalah penguasa rezim negara yang salah memimpin, mewakili dan memerintah.

Dan rezim itu saat ini adalah rezim Jokowi, jaringan kekuasaannya dan Konglomerat taipan yang menjadi buffer dan agen kepentingan konspirasi global di Indonesia.

Begitu sadis rezim Jokowi yang membenturkan petani lokal dengan pendapatan 3000 per hari dengan petani global melalui kebijakan impor beras. Negeri kita adalah negeri agraris, namun begitu menyakitkan ketika hasil bumi yang kita beli justru dari Cina.

Di sinilah kita perlu membangun satu kesadaran kolektif baru melalui #2019GantiPresiden sebagai pintu masuk merebut Daulat Rakyat. Dan ini adalah pintu masuk yang konstitusional, fair serta mengikuti proses demokrasi prosedural.

Jokowi gagal dalam memimpin pembangunan yang justru membuat Rakyat menjadi stateless (tanpa negara). Hal ini terjadi karena servis pembangunannya Jokowi lebih banyak demi kepentingan tuan-tuan pemodalnya.

Namun untuk memenangkan perarungan melawan rezim Jokowi melalui #2019GantiPresiden, kita memerlukan persatuan nasional. Oleh karena itu usaha-usaha mencapai Persatuan Nasional #2019GantiPresiden menjadi manifesto perjuangan bersama.

Dengan dua kekuatan fundamental Bangsa Indonesia, yaitu Umat dan Rakyat Banyak maka kita akan menang total.

Dan dalam membangun sebuah persatuan nasional diperlukan plattform bersama dari seluruh kekuatan politik, baik yang formal maupun informal.

Kita akan menjadi utusan-utusan tukang becak, petani, nelayan, pegawai rendahan, kuli kasar, guru honor dan seluruh golongan Rakyat Indonesia baik miskin ataupun kaya untuk mendudukkan Rakyat sebagai Pemilik Republik Indonesia di bawah Allah SWT. [mc]

#2019GantiPresiden.

*Yudi Syamhudi Suyuti, Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia.

Terpopuler

To Top