Maftuh Ibnu Arfan: Mahasiswa Militan Era Jokowi

Nusantarakini.com, Jakarta 

Semalam muncul kabar mencemaskanku. “Mohon doa untuk Adinda Maftuh Ibnu Arfan semalam kembali kritis dan dilarikan ke IGD. Satu dari 7 Mahasiswa HMI-MPO Cabaang Jakarta yang dihantan aparat saat aksi Senin, 21 Mei 2018 depan Istana Negara. Al Fatihah.” Bunyi pesan tersebut.

Kabar itu dikirimkan Abdul Malik Raharusun, Mantan Sekjen PB HMI MPO, di media sosial. Padahal di hari yang naas itu, saat dimana anak-anak muda revolusioner itu didrop mobil polisi ke Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat, untuk dibawa ke IGD rumah sakit tersebut, saya menjenguk mereka satu per satu.

Saya melihat setidaknya tiga orang yang bergelimpangan di atas tempat tidur perawatan. Salah satu di antara anak-anak muda penggebrak kevakuman gerakan mahasiswa itu, dialah Maftuh.

Wajahnya sendu. Nafasnya terlihat tersengal pelan. Tangan kirinya memegang sisi dada kanannya yang sakit. Saat kutanya, dimana yang sakit. Dia tunjukkan bagian dalam dada kanannya.

Malam itu aku belum tahu seperti apa derita yang dialami Maftuh. Setelah saya perhatikan gambar dan postingan-postingan yang beredar tentang demonstrasi anak muda yang berani-berani itu, barulah dapat aku bayangkan betapa kejamnya yang diderita Maftuh.

Dua orang polisi terlihat sengaja menargetkan Maftuh. Yang satu mencekik lehernya, sedangkan yang satu lagi, bertubuh tambun, menendang sekeras-kerasnya bagian dada kirinya. Dapat dibayangkan siksa macam apa yang ditanggung oleh anak muda yang demo bertelanjang dada itu.

Dia tergeletak nyaris pingsan. Teman-temannya berlari menggotong tubuhnya dan melarikannya untuk diselamatkan.

Sedangkan anggota demo yang lain berupaya menyelamatkan diri. Polisi tampaknya sengaja menghancurkan demo tersebut dengan kekerasan.

Maftuh Sang Korlap Aksi

Mahasiswa ini berasal dari Madura. Dia bergabung dengan HMI Cabang Jakarta yang dipimpin oleh Azhar Musa. Dia tentu bukanlah tipe mahasiswa yang bergerak ikut-ikutan. Kesadaran aksinya telah menggumpal sedemikian rupa akibat bacaan, diskusi dan refleksi.

Di dalam FB-nya dengan tandas dia menyampaikan pantulan kesadarannya akan situasi nasional yang dilihatnya makin tak karuan. ” Setiap perjuangan butuh pengorbanan, dan saya pribadi akan siap untuk melawan walau nyawa taruhannya. Bunda relakan darah juang ini. Karna saya yakin negri ini butuh militansi Mahasiswa bukan omong semata. Karna setiap orang punya pilihan karna diam adalah pilihan. #21_mei_2018

HMI MPO Cabang Jakarta yang bermarkas di jalan Bunga membuktikan sekali lagi, selalu muncul dan tampil menjadi pelopor mahasiswa militan yang tak kenal takut dan menyerah demi bangsa dan negaranya yang lebih baik. Dan uniknya, masih banyak Maftuh-Maftuh lain di markas mahasiswa itu. (mkj)