Politik

Pilkada Morowali: Hasil Survei Jeblok, Sponsor SAH Dan ADAM Mundur Teratur

Nusantarakini.com, Bungku –

Sudah menjadi rahasia umum bila paslon Pilkada akan membutuhkan dana kampanye yang sangat besar. Selain untuk membayar mahar politik, paslon juga harus mengeluarkan dana untuk menjalankan program-program sosialisasi di masyarakat.

Untuk membiayai biaya politik yang besar tersebut, selain merogoh dari kocek pribadi, paslon juga mencari penyokong dana atau sponsor. Sebab bila hanya mengandalkan dana dari kantong pribadi biasanya tidak cukup.

Pihak sponsor ini biasanya berasal dari kalangan pengusaha. Mereka diberi janji akan mendapat konsesi sebagai imbal balik bila paslon menang pilkada. Bentuk konsesi yang dijanjikan oleh paslon biasanya berupa pengerjaan suatu proyek atau pemberian ijin seperti ijin pertambangan dan perkebunan.

Mendapatkan sponsor pilkada tentu tidak segampang menjual ikan asin di pasar. Pihak pengusaha bukanlah orang yang bodoh. Mereka pasti memiliki hitung-hitungan tersendiri agar mereka mendapat untung atau minimal tidak rugi besar. Mereka akan secara cermat menimang-nimang paslon mana yang akan mereka sokong.

Salah satu yang menjadi pertimbangan dari pihak pengusaha adalah hasil survei. Tentunya hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei yang memiliki track record dan kredibel. Hal ini wajar karena para pengusaha ini tidak ingin rugi dengan mendukung paslon yang kalah.

Fenomena ini yang sedang terjadi di pilkada kabupaten Morowali. Para kontraktor lokal yang awalnya banyak mendukung SAH kini mulai mundur teratur. Hal ini terlihat dari pembuatan alat peraga paslon SAH semuanya dikerjakan oleh sumbangan para kontraktor lokal. Termasuk juga biaya-biaya Kegiatan sosialisasi juga hampir semua ditanggung oleh kontraktor lokal. Bisa dikatakan di awal-awal masa sosialisasi, paslon SAH tidak keluar uang sepeserpun.

Namun sejak kasus pemda Morowali gagal bayar hutang proyek, kontaktor lokal sudah mulai kehilangan kepercayaan kepada paslon SAH, yang nota bene didukung oleh Bupati Anwar Hafid, kakak kandung paslon SAH. Apalagi ditambah dengan keluarnya berbagai hasil survei terbaru yang menyebutkan tingkat elektabilitas paslon SAH sangat rendah. Beberapa kontraktor lokal yang sempat dihubungi redaksi juga menyatakan menarik dukungan dari paslon SAH.

Kasus serupa juga sedang dialami oleh paslon ADAM. Awalnya paslon ADAM merasa optimis akan didukung oleh banyak sponsor. Dengan modal hasil survei awal yang cukup tinggi, paslon ADAM banyak melakukan loby-loby ke banyak pengusaha. Beberapa pihak pengusaha dikatakan sudah menjanjikan komitmen akan menjadi sponsor.

Namun sejauh ini belum ada sponsor ‘kakap’ yang berhinggap di kubu paslon ADAM. Kalaupun ada sponsor yang membantu, itu hanya dari kontraktor-kontraktor kecil yang tinggal di seputar wilayah Bahodopi. Padahal seiring dengan waktu, paslon ADAM harus mengeluarkan dana yang cukup besar, seperti untuk membayar mahar politik. Belum lagi untuk membiayai program-program sosialisasi dengan warga. Pengeluaran ini cukup menguras kantong paslon ADAM.

Isyu pun kemudian muncul bahwa paslon ADAM belum mendapat sponsor dan kini sudah kehabisan ‘amunisi’. Isyu ini pun semakin kuat saat paslon ADAM ini hanya melakukan blusukan bukan sosialisasi terbuka selama masa kampanye.

Isyu soal kehabisan amunisi ini tentu sangat mengganggu psikologis paslon dan tim. Bisik-bisik di internal tim pun mulai merebak. Isyu ini lambat laun mulai menggerogoti soliditas tim ADAM. Bahkan banyak diantaranya sudah menyebrang ke paslon lain.

Sialnya lagi, di saat belum medapatkan sponsor, hasil survei ADAM justru jeblok. Beberapa survei dari lembaga kredibel menunjukan tingkat elektabilitas ADAM mengalami penurunan yang signfikan.

Untuk mengkanter hal ini, paslon ADAM kemudian merilis hasil survei internal yang menempatkan mereka pada posisi tertinggi. Namun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga yang tidak kredibel ini justru menuai banyak kritik. Survei ini dikritik sebagai survei abal-abal.

Tidak hanya survei, tim ADAM juga menghembuskan info bahwa mereka sudah mendapatkan beberapa sponsor besar. Disebutkan diantara sponsor yang sudah mencairkan adalah pengusaha tambang dari Konawe dan keluarga Murad, pengusaha sawit dari Luwuk.

Untuk mengecek validatas isyu ini, redaksi kemudian menghubungi keluarga Murad di Luwuk. Kepada salah satu anak Haji Murad, redaksi bertanya kebenaran isyu yang mengatakan pihak keluarga Murad menyokong dana paslon ADAM dengan konsesi perijinan perkebunan sawit. Dijawab dengan tegas bahwa isyu tersebut tidak benar.

Paslon SAH dan ADAM nampaknya harus memeras otak lagi untuk mencari solusi dan mengatasi hal ini. Mampukah? Hanya Tuhan yang tahu.

Terpopuler

To Top