Warkop-98

Zeng Wei Jian: Perang Jakarta Belum Usai Coy……

Nusantarakini.com, Jakarta –

In America, seratus hari pertama dianggap penting. Fase transisi. Di situ, seorang presiden dinilai.

Menurut Michael D. Watkins, di atas 70% responden setuju bahwa “success or failure during the transition period is a strong predictor of overall success or failure in the job.”

Professor David Greenberg menyatakan istilah “100 hari pertama” punya korelasi dengam Napoleon Bonaparte. Di Perancis, ada istilah Les cent jours. Artinya, periode pendek saat Napoleon escaped from exile, raised an army, and briefly regained power in 1815.

Di Jakarta, “100 Hari Pertama” Anies-Sandi dimulai 16 Oktober 2017. Puncaknya: Acara “Mata Najwa”.

Di masa transisi seratus hari itu, Anies bangun momentum. Opini terkristalisasi di Mata Najwa. Tak ayal, Anies-Sandi dinyatakan menang. Personal credibility dan political capital ada di saku mereka.

Bila memakai a narrow set of metrics, 29 butir kinerja 100 hari Anies-Sandi sulit ditandingi gubernur lama. 10 dari 23 janji kampanye dimaterialisir hanya dalam waktu singkat. Pendapatan daerah tembus 103%. Padahal, Alexis ditutup. Ini luar biasa.

Donald Trump hanya sanggup mengakhiri keanggotaan Amerika dalam Trans Pacific Partnership trade agreement.

Franklin D. Roosevelt dinilai sebagai presiden paling berprestasi dalam 100 hari pertama.

Di Seratus Hari Pertama, Anies sukses menampilkan karakter pribadinya. Saya kira ini penting. Publik jadi tau siapa Anies Baswedan dan di mana keberpihakannya.

Anies seorang filsuf. Bahasa politiknya tinggi, halus dan dalam. Dia masuk kategori “Philosopher King”.

Menurut Plato, philosopher king adalah penguasa yang punya love of knowledge, intelligence, reliability, and a willingness to live a simple life.

“Philosophers [must] become kings…or those now called kings [must]…genuinely and adequately philosophize,” kata Plato.

Anies flexible di soal solusi. Ngga dogmatis dan pukul rata. Solusi Tanah Abang tidak mesti bisa diaplikasi di Asemka Glodok. Bagi saya, itu cerdas.

Anies berpihak pada rakyat kecil. Dia berani tolak reklamasi berdasarkan regulasi. Gubernur lama tunduk pada taipan dan istana.

Anies membuat terobosan dalam rencana legalisasi terbatas becak. Dia mau revisi Perda No.8/2007. Ini perda problematis. Banyak dikecam aktifis NGO.

Tapi, Jakarta sedang diselimuti anomali. Setan rasuki hati sebagian orang. Sebaik apa pun Anies-Sandi, mereka harus didown-grade. Menyerupai Trump yang jadi sasaran klik liberal hingga dia nge-twitt:

“No matter how much I accomplish during the ridiculous standard of the first 100 days, & it has been a lot (including S.C.), media will kill!”

Pertarungan belum selesai. The first hundred days mark is not the end of the story, it’s the end of the beginning. Masi banyak PR Jakarta. Di hari ke 101, Anies-Sandi langsung mau diimpeach. [sda/erc]

THE END

*Zeng Wei Jian, Tukang Nulis.

Terpopuler

To Top