Analisa

Inikah Polarisasi Baru Internal Umat Islam? 212 Stream vs Old Mainstream?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Amatilah dengan seksama bagaimana pergeseran wacana keislaman akhir-akhir ini. Yang jelas ada karakteristik yang baru dan ada juga tentunya karakteristik yang berkesinambungan. Cobalah lihat tafsiran dari gambar yang terdapat dalam tulisan ini. Kami telah membuatnya lebih jelas dengan memberikan garis penanda pada gambar. Intinya, Mahfud dan pendapatnya merepresentasikan old mainstream keislaman. Sedangkan komentar atas pendapat Mahfud adalah representasi umat yang mengalir dalam gerakan 212 atau 212 stream.

Yang jelas ada polarisasi baru antar umat Islam sekarang ini. Polarisasi ini merupakan imbas dari propoganda lama yang motifnya blas kekuasaan, apakah untuk mempertahankan kekuasaan atau untuk mengubah pola-pola kekuasaan. Tapi cilakanya, umat Islam selalulah ketiban sial sebagai arena kontestasi kekuasaaan.

Bila dulu ada gejala kaum tuo versus kaum mudo, sebelumnya ada fundamentalis versus inklusif. Setelahnya ada radikal versus moderat. Sekarang umat pendukung 212 yang trus mengental dan entah membentuk wujud apa nantinya berhdap-hadapan dengan umat yang tradisional masih dlm plot lama ormas per ormas. Sedangkan 212 tersebut lebih menunjukkan gejala jamaah yg otonom, individual, patronase inklusif, dan ketat dengan syariah compliance. Memanglah syariah compliance adalah ideologi yang membakar jamaah 212 tersebut tak bisa dipungkiri.

Sakitnya adalah bahwa patron-patron lama berbasis ormas tenar seperti NU dan Muhammadiyah kehilangan popularitasnya di hadapan jamaah 212 tersebut. Jadi tidak mengagetkan bilamana Prof Marsudi Suhud dan Menteri Agama tidak populer bagi umat 212 ini. Ya! Ini memang gejala baru umat di Indonesia. Masih akan kita lihat bagaimana umat 212 ini bertransformasi menjadi kekuatan sosial politik yang unik.

 

Syahrul Efendi Dasopang, The Indonesian Reform Institute

Terpopuler

To Top