Nasional

Yudi Syamhudi: Penahanan Rezim Atas Isteri Saya, Kekanak-kanakan!

Nusantarakini.com, Jakarta –

Sejauh ini menurut catatan Yudi Syamhudi dkk, korban rezim Jokowi mencapai 45 orang. Sebagian besar ada yang mendekam dalam penjara, dan sebagian lagi dilepaskan. Nusantarakini berkesempatan mewawancarai tokoh oposisi atas rezim Jokowi ini beberapa waktu lalu.

NK: Bagaimana Anda melihat hubungan penahanan istri Anda dan lain-lain dengan gejala kekuasaan modal sekarang ini?

YS: Menurut catatan kami, ada 45 orang yang menjadi korban kriminalisasi rezim Jokowi. Mereka ditangkap karena menolak cara kerja rezim Jokowi yang bekerjasama dengan para taipan yang tidak lagi memperdulikan kepentingan rakyat. Termasuk dengan pribumi. Rezim Jokowi yang mengkriminalisasi begini akan menimbulkan ketidakpercayaan. Kalau terus menerus dibiarkan begini, ibarat air yang ditutup krannya, suatu waktu akan meledak. Apalagi komponen basis massa sejak 411, sudah makin meningkat, mulai dari kelompok Islam, aktivis dan nasionalis lainnya. Kapan saja bisa terjadi ledakan jika Jokowi tidak mengeluarkan para tahanan, tidak mengkriminalisasi, tidak mengintimidasi yang sebetulnya tidak patut lagi terjadi di zaman sekarang ini.

NK: Menyangkut kasus yang menimpa istri Anda, apa sebenarnya yang terjadi?

YS: Jadi yang dipermasalahkan kepadanya sekarang yaitu illegal access. Jadi ketika dia memposting buku Lippo Way di facebooknya, dia dilaporkan oleh pihak Lippo. Kemudiaan dia diperiksa Polisi. Setelah itu, email dan akun facebooknya dijadikan barang bukti. Padahal dia tidak memviralkan. Sesudah itu, dia membuka facebooknya sendiri. Oleh polisi hal itu dipermasalahkan sebagai tindakan illegal access. Sekarang persoalan inilah yang ditimpakan kepada istri saya. Sebenarnya polisi bersalah karena tidak memberikan pemberitahuan sejak awal bahwa facebooknya itu tidak boleh lagi dibuka karena telah dijadikan barang bukti. Mereka cuma melist barang bukti yang ditahan oleh Bareskrim Polri.

NK: Bukannya persoalannya pengaduan pihak Lippo?

YS: Pertama memang dari situ. Pihak Lippo mengadukan dia karena memposting Lippo Way. Karena tidak ada alasan untuk menahan, maka persoalan selesai. Lalu muncul persoalan illegal access ini. Berarti kita menduga, ini ada yang nggak benar. Terlalu dipaksakan. Lucu. Sebenarnya ini terkait dengan politik Sidang Istimewa.

NK: Sudah sejauh mana proses penahanannya?

YS: Dia ditahan sejak 25 Oktober hingga 2 Desember 2017 ini. Jadi, memang kekanak-kanakan. 45 orang ini yang disana terdapat istri saya, memang pada umumnya kasus hukumnya diperlakukan dengan semacam itu. Akhirnya yang begini jadi krikil bagi rezim Jokowi. Krikilnya apa? Kita tengah menulis 45 korban kriminalisasi rezim Jokowi. Mulai dari 212 hingga yang sekarang, termasuk yang di daerah-daerah. Profil dan kasusnya apa saja. Ini akan menjadi ketidakpercayaan bagi rezim ini.

NK: Apa seruan Anda bagi masyarakat dan rezim?

YS: Rezim ini sekuat-kuatnya dia bertahan, dia akan mengalami pergantian juga. Kalau rezim ini tidak mengubah cara dia berkuasa, mungkin suatu saat dia akan menghadapi sebaliknya tatkala korban-korbannya melawan dan balik mempidanakan dirinya.

NK: Bagaimana ide Anda agar dapat mengkonsolidasi populisme Islam dan unsur-unsur perlawanan lain?

YS: Populisme Islam mudah dipersatukan manakala imam-imamnya dapat dijahit satu sama lain. Caranya memang terus membangun komunikasi dengan mereka satu sama lain. Harus juga dibahas terus situasi sekarang bahwa kondisinya amat kritis dan perlu ada pemecahan yang dilakukan secara bersama-sama. Sampai sekarang ini saya melihat, kita semua menunggu momentum. Kita inginnya Jokowi sadar.

Terpopuler

To Top