Analisa

Terjemahan Surat Al-Ashr Rupanya Salah Selama Ini? Begini Penjelasannya

Nusantarakini.com, Garut –

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Ayat di atas, merupakan ayat yang sangat populer bagi kaum Muslimin. Tapi tahukah Anda, makna ayat ini akan cemerlang dan menghunjam, manakala diartikan dengan tepat?

Pertanyaannya, apakah sejauh ini, pengertian terhadap ayat di atas tidak tepat? Ya. Menurut kami tidak tepat.

Dimana tidak tepatnya? Tidak tepatnya karena kata “tawashaw” pada ayat ketiga diartikan dengan “nasehat-menasehati”. Padahal menurut kami itu keliru. Sebab, nasehat menasehati itu bahasa Arabnya ialah tanashahu. Kenapa Allah gunakan kata tawashaw? Tentu ada maksudnya, bukan?

Yang namanya nasehat-menasehati, pengertiannya adalah pilihan: didengar, ok, berpahala, tidak didengar, tidak dilarang dan tidak ada dosa.

Cobalah kata tawashaw di ayat tersebut diartikan secara benar, secara skriptural, yaitu saling berwasiat, maka tension pengertian ayat tersebut akan terasa bertenaga dan berbunyi.

Yang namanya perkara berwasiat itu, musti suatu hal yang menyangkut penting. Jika tidak dilaksanakan dan ditunaikan oleh yang diwasiati, dia akan menanggung dosa dan pelanggaran moral.

Misalnya, seorang ayah yang sudah mati mengeluarkan wasiat agar suatu perkara dilaksanakan oleh anaknya, namun tidak ditunaikan, tentu anak itu berdosa dan salah, bukan?

Lantas tentang apakah wasiat mewasiati itu dimaksudkan oleh bunyi ayat di atas? Yaitu tentang Al haqq dan as shabr. Apakah Al haqq dan as shabr itu?

Al haqq itu adalah kebenaran. Al-haqq min Rabbika fala takunanna minal mumtarin. Kebenaran itu tentu menyangkut agama Allah ini.

Nah, cobalah bayangkan jika konteksnya adalah perintah saling wasiat mewasiati mengenai perkara eksistensi dan kelangsungan perjuangan agama, dan keharusan untuk bersabar dalam perjuangan itu, maka kita akan mendapatkan pengertian yang tepat dan menggigit terkait isi surat al- Ashr ini, bukan?

Jadi menurut kami, harusnya arti lengkap surat Al-Ashr ini secara benar ialah:

Bismillahirrahmanirrahim

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling berwasiat (mempertahankan) kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Jadi, wajar jika sumpah Allah tentang urgensi waktu, kurang dipahami dengan benar oleh kaum Muslimin di Indonesia. Ini harus dikoreksi sekarang.

Waktu hanya bermakna dalam kehidupan kita, jika kita gunakan dalam urusan mempertahankan kelangsungan perintah agama dari generasi ke generasi yang diwariskan dengan cara wasiat dan sabar menanggung risiko perjuangan. Di situ, pengertian perjuangan agama akan bermakna bagi kaum Muslimin.

 

~ KYAI EMBUN

 

Terpopuler

To Top