Satire

Dialog Imajiner Antara Pemerintah dan Taipan

Nusantarakini.com, Jakarta –

Saat ini, kedudukan para taipan dalam konstelasi kekuasaan di Indonesia, makin berpengaruh. Sistem korporatokrasi yang defakto berlaku di Indonesia, membuat para taipan itu bagaikan dewa-dewa politik di atas ubun-ubun rakyat. Rakyat sendiri tidak terorganisasi dengan baik dan kuat, sehingga mereka mudah dikendalikan dan dimanipulasi.

Untuk mengilustrasikan hubungan kuasa antara para taipan dengan pemerintah, di bawah ini dibuat sebuah dialog imajiner. Dialog ini diharapkan dapat memberi pemahaman sederhana kedudukan politik para konglomerat atau para taipan dalam hubungannya dengan kekuasaan negara.

Suatu hari, bertemulah pihak pemerintah dengan konglomerat sebagai pelaku ekonomi yang diperlukan pemerintah dalam mengendalikan harga. Saat itu, harga suatu komoditi eksport lagi merosot, yang dampaknya mengurangi penerimaan pajak bagi pemerintah dari konglomerat. Entah bagaimana, dialog akhirnya sedikit tegang.

Pemerintah: Ingat baik-baik, kami yang mempunyai aturan dan kami yang mengontrol rakyat yang menjadi konsumen dan sumber tenaga kerja kalian.

Konglomerat: Ingat juga, kami yang punya komoditi yang menjadi kebutuhan rakyatmu, dan kami yang memasok dana melalui pajak yang kau kenakan pada kami. Bahkan kami yang membiayai perjalanan karir politikmu hingga kau dapat duduk di pemerintahan. Sebaiknya lupakan gertakanmu itu, karena hanya akan sia-sia dan malahan membawa kehancuran bagimu. Kerjasamalah untuk saling menguntungkan. Ingat, jangan sampai hal ini diketahui oleh rakyatmu. Sekali hal ini diketahui oleh mereka, hancurlah kekuasaanmu, dan hancurlah bisnisku. Dan urusanmulah untuk menutup mata dan telinga rakyatmu.

Pemerintah: Tapi kalian urunan, dong, untuk membiayai operasi penutupan mata dan telinga rakyat itu.

Konglomerat: Katakan saja, kalau kamu tidak mampu dan efesien, biar kami tangani sendiri dengan cara kami yang lebih efesien dan malah memberi keuntungan.

Pemerintah: Dengan apa kamu melakukannya?

Konglomerat: Sudahlah. Cukup kamu bikin aturan kebebesan pers dan jaminan pasar bebas. Itu saja. Toh kamu tidak repot, bukan?

Dialog di atas antara pemerintah dan konglomerat merupakan peristiwa yang jamak terjadi, tapi rakyat umum tidak pernah tahu. Hal itu menggambarkan wujud sebenarnya bagaimana kekuasaan yang berlangsung di balik layar. Seluruh jabatan sebenarnya diatur sedemikian rupa senantiasa melibatkan para pemilik kapital dan bisnis.

Nah, bagaimana, Anda sedikit mengerti sekarang kedudukan konglomerat alias taipan di hadapan pemerintah?

 

By John Mortir

Terpopuler

To Top