Warkop-98

HEBOH VIDEO KAESANG, Begini Kata Mantan Jurnalis Senior

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Sebetulnya saya sudah menyorot isi Youtube anak penguasa itu sejak beberapa waktu lalu, namun semua masih “adem-ayem” dan sekarang setelah dilaporkan menjadi ramai.

Alhamdulillah saya punya hobi mengamati (dulu meliput) anak-anak Presiden. Karena saya lahir di jaman Orba jadi saya mau melihatnya dari jaman Orba.

Di jaman Orba, anak -anak Pak Harto itu membuka mulut di depan umum itu susahhhhhhhhhhhnya minta ampun. Saking susahnya kalau dulu bisa wawancara dengan jawaban satu atau dua kata saja saja sudah jadi head line di halaman satu.

Mereka sangat anti dengan media (pers), bahkan sampai sekarang. Saya pernah tanya ke mereka, ternyata mereka bukan anti media, tetapi Pak Harto dan Ibu Tien memang mendidik mereka dengan tidak banyak bicara, supaya tidak membuat ruwet keadaan dan salah statemen.

11-12 dengan anak Pak Harto, Pak Habibie yang menjabat hanya 1 (satu) tahun menjadi Presiden, putra-putranya juga tidak mudah bicara di depan umum.

Lalu Gus Dur, di sini agak beda sedikit, anak-anak Gus Dur yang sebelumnya memang “seneng” bicara dengan media, seperti Yanny Wahid, memang setelah Gus Dur jadi Presiden, masih sering bicara dengan media. Sedangkan puteri-puteri Gus Dur yang lain cenderung juga tidak muncul.

Lalu Megawati, saat Megawati menjadi Presiden; Puan, apalagi kakak-kakak tirinya, juga hampir tidak pernah muncul atau bicara di permukaan. Puan mulai muncul setelah ibunya tidak jadi Presiden, atau setelah aktif di panggung politik.

Kemudian SBY, sama-sama dengan anak-anak Presiden sebelumnya, Ibas dan AHY (sebelum Nyagub DKI), juga amat sangat pelit bicara pada media atau bicara di depan umum. Sesekali Ibas mau bicara karena kapasitasnya sebagai anggota DPR yang kadang ditodong wartawan untuk bicara, namun demikian jawaban Ibas juga hanya sepotong.

Namun di era rezim ini, kemajuannnya memang luar biasa. Seorang Anak Presiden bisa bicara di youtube sekedar memaki rakyat yang dipimpin bapaknya. Masyaallah, apakah ini lantaran dia merasa akan terbebas dari jerat hukum? Atau dia merasa bapaknya akan berkuasa selamanya?

Pesan apa yang ingin disampaikan sebetulnya? Apakah dia marah karena Islam seolah mendiskritkan orang Cina (Ahok) pada pilkada DKI, lantaran pacarnya seorang keturunan Cina dari Singapura? Kalau alasan ini, sungguh ini suatu “kepintaran” yang luar biasa, karena Islam tidak memusuhi Ahok sebagai orang Cina tapi Islam ingin menegakkan dan mengimplementasikan isi Al Qur’an (Surat Al Maidah 51).

Pertanyaan saya sebagai rakyat, apakah orang-orang yang berjuang untuk bisa mengimplementasikan Al Qur’an sebagai kewajiban kita sebagai umat muslim itu Ndeso cah bagus? Kalau kami yang berjuang untuk Bela Islam itu Ndeso, mohon pencerahan kira-kira rakyat yang tidak Ndeso itu seperti apa?

Oh ya, Anda juga menyebutkan sambil menunjukkan video seolah-olah dalam aksi ABI, orang-orang dewasa mengajari anak-anak kecil untuk bicara “bunuh-bunuh Ahok,” mohon disertakan bagaimana video itu seutuhnya, dan sebutkan juga di mana dan kapan video itu diambil?

Cah bagus putra Pak Presiden yang hebat, sadar nggak Cah Bagus, apa yang Anda ucapkan itu bisa dianggap sebagai representasi dari sikap orang tua Anda, artinya apa? Rakyat bisa menduga keluarga Presidenlah sebetulnya yang memecah persatuan dan kesatuan rakyat. Lalu kalau sudah begitu apa artinya slogan yang dikumandangkan ayah Anda tercinta “Saya Pancasila, Saya Indonesia”? Apakah mengumpat dan menghina rakyat dengan sebutan Ndeso itu sikap Pancasila?

Semoga yang melaporkan anak Pak Presiden tidak malah ditangkap ya…..

*By Nanik Sudaryati, Eks Jurnalis Senior. [mc]

Terpopuler

To Top