Bangsa Bangsat

Nusantarakini.com, Jakarta –

Maaf, bangsat. Bukan tidak menghormatimu sebagai makhluk Allah yang sebangsa serangga dengan kutu. Menghisap darah untuk survive. Tapi kami manusia Indonesia, menjuluki manusia jahat dengan bangsat.

Begini. Tersebutlah sebuah bangsa yang suka berkoar bahwa mereka bangsa yang besar dan beradab tinggi.

Ternyata jauh panggang dari api. Bangsa yang suka berkoar ini sebenarnya lebih buruk dari bangsat.

Para elitnya suka menghisap darah orang-orang lemah di antara mereka.

Bangsa ini dikuasai dua golongan yang lebih keji dari bangsat. Maaf ya, Sat. Ini merupakan kolaborasi yang bersifat keunggulan komparatif. Kata krennya begitu, Sat.

Golongan pertama, pribumi ngakunya. Bercokol sebagai elit. Mentalnya feodal. Suka berkuasa, tapi malas. Sedangkan golongan kedua, non pri katanya. Istilah macam apa itu, kurang tahu juga, Sat.

Si golongan yang pertama, ingin hidup enak. Makan kenyang. Gundik banyak. Rumah mewah. Jabatan mentereng. Tapi kan itu butuh biaya operasi.

Si golongan kedua ngasi solusi. Lhu cukup jadi herder. Pakai kumis tebal. Bintang bertabur hingga kepala dan perut. Kerjamu cukup menakut-nakuti saja. Soal bagaimana uang mengalir ke kantongmu, serahkan bulat-bulat ke golongan kami. Begitu, Sat, kejadiannya.

Maka jadilah di antara dua golongan ini ada golongan sapi perah yang pariah. Golongan ketiga inilah yang diperas habis-habisan oleh kedua bangsat di atas. Sorry, mereka bukan bangsat, tapi makhluk seperti kami juga. Cuman hatinya lebih jahat dari bangsat. O ya, bangsat punya hati?

Bertahun-tahun kedua golongan ini mengangkangi kami. Kami tahu itu. Kami sadar itu. Kami rasakan itu. Kami benci itu. Anehnya kami tak pernah bersatu membubarkan mereka. Hingga pada penghujung 2016, kami semua bangkit dan teriak, sudahi kekejian kalian. Tiba-tiba mereka surut, lho. Pelan-pelan mengurangi kepongahannya. Ternyata kedua golongan najis itu, hanya macan kertas. Mereka hanya seolah-olah saja kuat. Padahal rapuh seperti kerupuk angin.

Jika golongan ketiga dari bangsa kami benar-benar bertindak terhadap makar menahun mereka, sungguh mereka akan hancur berkeping-keping.

Sat, bagaimana bangsamu di sana? Apakah kamu mengalami hal yang sama? Bolehkah kami memberi nama bangsa kami bangsa bangsat? (frt)