Politik

KASIHAN.Ridwan Kamil Dilematis, Ditekan Partai Pendukung Pilgub Jabar 2018

Nusantarakini.com, Jakarta –

Saat ini hampir semua partai politik sedang membuka pendaftaran atau penjaringan bakal calon yang akan maju di Pilkada 2018, baik untuk tingkat walikota, bupati dan gubernur.

Dalam prakteknya, partai politik tidak pasif dan hanya menunggu di meja pendaftaran panitia saja. Mereka, terutama partai yang memiliki jumlah kursi yang signifikan, juga aktif melakukan loby-loby ke berbagai tokoh untuk ikut mendaftar di partainya. Mereka melakukan jemput bola kepada orang atau tokoh yang dipandang memiliki potensi untuk memenangkan Pilkada.

Sementara di sisi kandidat, saat ini adalah masa “belanja tiket”. Mereka mulai menjajagi beberapa partai yang memiliki kemungkinan besar bisa mereka ambil dukungannya. Selain jumlah kursinya, kandidat juga akan mengukur kekuatan loby-nya kedalam suatu partai.

Menurut Dendi Susianto, konsultan politik dari LKPI-StarPoll, “Memilih partai pendukung juga merupakan salah satu strategi dalam meraih kemenangan. Sebab, tidak jarang kesalahan kandidat dalam memilih partai pendukungnya berimplikasi pada kekalahan dalam Pilkada”. Oleh sebab itu kandidat biasanya akan mempertimbangkan ‘warna” partai politik mana yang cocok ia gunakan untuk maju dalam Pilkada, tambah konsultan politik yang sedang mulai sibuk konsultansi pilkada 2018.

Namun, Dendi menambahkan, situasi politik di lapangan sering tidak semudah yang dibayangkan. Keterbatasan pilihan partai sering menjadikan kandidat dalam posisi yang dilematis. Misalnya, kandidat sebenarnya ingin sekali mendapat dukungan dari partai X tetapi partai X malah tidak terlalu responsif. Sebaliknya partai Y yang sebenarnya tidak diharapkan justru memberikan dukungan penuh.

Situasi ini mencerminkan situasi dilema yang sedang dialami oleh Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Ridwan merupakan salah satu kandidat kuat untuk calon Pilgub Jawa Barat 2018. Kang Emil, demikian biasa disapa, sejatinya menyadari bila kendaraan partai yang lebih cocok untuk melaju di Pilgub Jabar adalah partai-partai berwarna “kehijau-hijauan” daripada yang berwarna “kemerah-merahan”.

Namun Partai Gerindra dan PKS yang selama ini telah mendukung Ridwan Kamil pada maju di pilkada walikota Bandung, tampaknya tidak antusias. Menurut informasi yang diterima redaksi, Ridwan Kamil sudah beberapa kali melakukan komunikasi ke internal partai Gerindra dan PKS, namun selalu menemukan jalan buntu.

Disisi lain, justru partai Nasdem dan PDIP yang lebih antusias mendukungnya maju di Pilgub 2018. Partai Nasdem bahkan sudah mendeklarasikan dukunganya ke Ridwan Kamil sejak beberapa bulan lalu. Demikian juga PDIP sudah meminta Ridwan Kamil untuk segera mendaftarkan diri ke partai moncong putih ini. Bahkan PDIP memberikan ultimatum ke Ridwan Kamil hingga batas waktu tanggal 6 Juni ini untuk segera merapat ke PDIP.

Kemana Ridwan Kamil harus berlabuh? Bila harus bergabung dengan perahu PDIP dan Nasdem tentunya ia harus mempertimbangkan “Ahok Efek”. Pengaruh Ahok Efek ini sangat kuat di wilayah Jawa Barat. Namun kepastian lampu hijau dari Gerindra dan PKS juga belum kunjung juga didapatnya. Bila salah langkah, bisa jadi Ridwan Kamil akan kehilangan semuanya. (*mk)

Terpopuler

To Top