Sekilas tentang Raja Namrud. Ini Hikmah yang Bisa Kita Petik

Nusantarakini.com,Jakarta – 

SEKILAS TENTANG NAMRUD

Namrud adalah seorang Raja yang memerintah Mesopotamia kuno (kini dikenal negara Irak). Hidup sekitar tahun 2275 SM – 1943 SM.

Raja Namrud dianugerahi dengan daya intelektual yang tinggi dan menjadi ahli dalam berbagai bidang seperti seni desain, matematika dan ilmu falak.
Dia telah menemukan sistem sexagesimal yang membagi lingkaran ke 360 derajat, satu jam ke 60 menit dan 1 menit ke 60 detik.
Selain itu dia menetapkan bahwa satu hari dibagi menjadi 24 jam setiap jam ke 60 menit dan 1 menit ke 60 detik.

Menurut Namrud, hari dimulai pada waktu tengah malam dan bukannya pada waktu matahari terbenam seperti yang dipercaya oleh kaum sebelumnya.

Disamping itu, Namrud mahir dalam perhitungan matematika dalam konstruksi bangunan-bangunan besar, jembatan, kuil, istana dan bendungan.

Kontribusi Namrud lainnya adalah konstruksi sistem saluran irigasi di lembah Tigris dan Euphrates.
Dialah orang pertama yang menggunakan batu-bata dari tanah liat yang dibakar (burnt clay) sebagai bahan bangunan.
Bahkan Namrud terkenal sebagai arsitek Menara Babel yaitu bangunan pencakar langit yang pertama di dunia.

Namun, kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan takabur.
Sehinggan ia menjadi seorang atheis, bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. Dan rakyatnya harus memperlakukannya seperti tuhan. Akan tetapi usahanya selalu mendapatkan tentangan hebat dari Nabi Ibrahim.

Raja Namrud dengan Nabi Ibrahim AS sebagai satu KONFRONTASI hebat antara KEBAIKAN dan KEJAHATAN atau lebih spesifik lagi Monoteisme melawan Thaghut dan Penyembahan Berhala.

Pada suatu saat, Raja Namrud mengumpulkan bala tentaranya dan mengaraknya ke tempat Nabi Ibrahim dan kaumnya bernaung.

Saat sudah berhadapan dengan Nabi Ibrahim, Raja Namrud berseru,
“Suruh Tuhan-mu dan tentaranya melawan aku dan pasukanku!” tantang Raja Namrud dengan angkuh.

Dan tak lama setelah itu, tiba- tiba di langit tampak awan hitam yang datang mendekat. Nabi Ibrahim dan kaumnya, serta Raja Namrud dan bala tentaranya memperhatikan awan hitam tersebut. Semakin dekat, terdengar dengingan keras, semua orang baru menyadari bahwa itu bukanlah awan hitam, melainkan kawanan nyamuk.

Gerombolan raksasa nyamuk-nyamuk itu dengan cepat menyerbu Raja Namrud dan pasukannya. Sehingga terjadi kekacauan.

Raja Namrud yang berada di tengah-tengah pasukan menjadi panik, serangan dari nyamuk-nyamuk itu sangat dahsyat sehingga dia tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa.

Raja Namrud dan pasukannya lari tunggang langgang tak terkendali, menghindari serangan nyamuk-nyamuk itu. Walau demikian ada nyamuk besar yang berhasil mengejar dan masuk ke dalam hidung Raja Namrud.

Nyamuk itu lalu menggigit organ dalam tubuh Raja Namrud. Raja Namrud berteriak sangat keras, kesakitan, kepalanya terasa mau pecah.

Hingga akhirnya Raja Namrud menggelepar dan mati, begitu pun semua pasukan tentaranya tidak mampu bertahan. Mereka tewas dengan sangat mengenaskan.

IBRAH
Ternyata kecerdasan tanpa keimanan, keahlian tanpa ketaqwaan, akan melahirkan kesombongan.
Dari kosombongan akan mendatangkan kehancuran dan kehancuran adalah akhir dari ketidakberdayaan makhluk terhadap Sang Khaliq… (rm)

*Dr. Eggi Sudjana, Pengacara dan Aktivis Sosial Politik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *