Nasional

Longmarch Aksi Bela Islam 28/4 Sampaikan Petisi Vonis Ahok Seberat-beratnya

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Longmarch Bela Islam 28/4: Siapa Berani Menurunkan Engkau
Serentak Rakyatku Membela

Selepas sholat Jum’at di Masjid Istiqlal, panas terik sesaat berganti suasana sejuk menghantar start peserta longmarch Bela Islam menuju ke Gedung eks Pengadilan Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada Jakpus. Tidak ada tergambar kepentingan pilkada. Hanya satu fokus tuntutan yakni menyampaikan petisi kepada hakim Indonesia untuk menjatuhkan vonis penjara kepada Ahok si penista agama seberat-beratnya.

Peserta meriah meski tidak dihadiri ‘sang imam’ umat. Penuh anak muda yang masih suci, bersemangat dan militan dijaga pasukan Brimod ‘brondong’ yang berdiri di tepian sepanjang jalan.

Komandante Ustad Sobri Lubis dari mobil komando induk terus menggelorakan dengan orasi-orasinya yang menggetarkan sukma dan sanubari. Poin-poin orasinya sepenangkapan saya dan membuat saya terkesan diantaranya:

“Silahkan mereka berdagang dan mencari untung di negeri ini, tetapi jangan merasa pongah mengatur-atur negara Indonesia. Merasa telah membeli hukum dan kekuasaan, berbuat semuanya. Jika tindakan mereka sudah merongrong kedaulatan negara dan bangsa, maka rakyat harus bangkit dan melawan.”

“Kita tidak memusuhi  polisi dan tentara. Mereka adalah para kesatria pengawal keamanan negara ini. Kita juga tidak memusuhi warga keturunan. Selama ini kita hidup rukun damai dengan berbagai suku, etnis dan agama. Kita hanya menuntut keadilan ditegakkan. Penista agama divonis seberat-beratnya. Sebagaimana berkaca pada yurisprudensi hukum atas penjatuhan vonis terhadap pelaku penista agama lainnya seperti Aswendo, Lia Eden,” ujar Ust Sobri dengan lantang. Suaranya memantul di dinding-dinding toko dan kantor yang dilewati.

“Ahok adalah PKI”, tegas Ustadz Sobri. “Tidak hanya Islam, agama Kristen ia lecehkan. Ini adalah ciri-ciri komunis tulen yang memusuhi agama ada dalam diri Ahok,” ujarnya.

“Siap lawan PKI..??!”, teriak Ustadz Sobri bergetar. Disambut SIAAAP koor kompak peserta aksi longmarch.

Mengikuti aksi dan mendengar pencerahan Komandante Ustadz Sobri, penulis mendapat pelajaran 100 SKS di bangku kuliah pergerakan ini. Barisan yang teroganisir dan rapi, bergerak dalam satu komando dan cita.

Perubahan adalah sebuah keniscayaan.   Revolusi merayap adalah jalan penderitaan sekaligus kemenangan. Tidak boleh berhenti. Tak ada kenal menyerah. Pantang putus asa. Karena kita pasti menggapai keadilan tersebut.

Kami mengakhiri tulisan dengan kutipan bait lagu dinyanyikan Komandante Ustadz Sobri dengan gegap gempita. Hymne mengharukan dan terus mengikrarkan perjuangan diri untuk negeri tercinta:

Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh bangsa Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatku membela..

*Martimus Amin, Peserta aksi longmarch 28/4. (mc)

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top