Allan Nairn Bersimpati Kepada Gerakan Kiri dan Gusarkan Para Jenderal?

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Allan Nairn lahir pada tahun 1956 di Morristown, New Jersey, Amerika Serikat. Ibunya dari Puerte Rico, Amerika Latin.

Dikenal sebagai wartawan investigasi yang memenangkan berbagai penghargaan jurnalistik.

Karyanya berfokus pada kebijakan luar negeri AS di negara-negara seperti Haiti, Guatemala, Indonesia, dan Timor Timur.

Pada tanggal 12 November 1991, Nairn meliput Timor Timur bersama Amy Goodman. Di sana dia dipukuli oleh tentara Indonesia. Di sana dia menyaksikan apa yang dikenal Pembantaian Santa Cruz.

Sikapnya yang anti militerisme membuat dirinya berhadap-hadapan dengan sejumlah jenderal Orde Baru.

Dia tidak suka dengan Prabowo. Karena itu, pada 2014 ketika Prabowo ikut dalam perhelatan Pilpres, dia menerbitkan pandangan-pandangan negatif terkait Prabowo.

Pada saat yang sama, sulit dia menutupi bahwa Allan Nairn menaruh simpati dengan gerakan-gerakan kiri.

Dia juga terhubung dengan Carmel Budiardjo lewat seorang aktivis kiri Australia.

Carmel Budiardjo adalah tokoh LSM Tapol yang berakar kiri yang kental dan sangat anti Orde Baru.

Jadi jika tidak memahami konstelasi dan konfigurasi relasi Allan Nairn dengan gerakan kiri, maka akan mengherankan mengapa Allan Nairn membenci Prabowo.

Penghargaan

Allan Nairn memang seorang jurnalis yang gigih. Karena dedikasinya, pada tahun 1993, Nairn dan Amy Goodman menerima penghargaan Memorial Prize Pertama Robert F. Kennedy untuk Radio Internasional karena peliputan mereka di Timor Timur. Pada tahun 1994, dia juga memperoleh penghargaan George Polk untuk Jurnalisme tentang Majalah Pelaporan. Juga pada 1994, Nairn menerima penghargaan James Aronson untuk Keadilan Sosial Jurnalisme terhadap tulisannya tentang Haiti di majalah The Nation.

Di tengah buyarnya tradisi jurnalisme bertendensi ideologis, Allan Nairn hadir merawat tradisi tersebut. (sdr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *