Rezim Penguasa Sedang Menyeret Indonesia Kembali ke Jaman Kegelapan. Ini Alasannya

Nusantarakini.com, Jakarta – 

REZIM PENGUASA SEDANG MENYERET INDONESIA KEMBALI KE JAMAN KEGELAPAN

#SidangAhokSandiwara

Manusia bisa membangun kemakmuran melalui kegiatan bisnis dan ekonomi. Sebuah bangsa bisa membangun kemegahan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi peradaban hanya bisa tegak jika hukum ditegakkan. Jika hukum tidak ditegakkan maka rasa ketidakadilan merajalela.

Rasa ketidakadilan yang merajalela menimbulkan kerawanan sosial-politik-keamanan, distabilitas, perpecahan dan konflik yang menghancurkan seluruh peradaban bangsa. Sejarah sudah mengajarkan, banyak bangsa dan peradaban hancur setelah hukum dipermainkan karena tidak lagi ditegakkan. Sebaliknya banyak bangsa dan peradaban berkembang menjadi super power dunia setelah hukum ditegakkan secara adil.

Ambilah contoh Jenghis Khan, dia berasal dari Mongol.  Sebelumnya hanya terdiri dari suku kecil-kecil yang saling berperang sndiri dan tidak dikenal dunia. Jenghis Khan berhasil mempersatukan Mongol bukan semata-mata karena kekuatan militerny, tapi karena tumbuhnya loyalitas komunal setelah Jenghis Khan menjamin rasa keadilan melalui hukum yang ditegakkan.

Bangsa primitif, yang terpecah belah dan tidak punya aturan hukum yang jelas bisa dipersatukan. Setelah ada jaminan hukum akan ditegakkan secara adil pada semua pihak. Dari sinilah kemudian Bangsa Mongol bangkit menguasai dunia. Padahal secara peradaban dan ilmu pengetahuan, mongol berada jauh di bawah bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.

Jenghis Khan sendiri pun merupakan seorang yang tidak bisa baca tulis. Sehingga oleh banyak sejarawan, Dinasti Jenghis Khan dianggap sebagai salah satu anomali dalam sejarah.

Berkaca dari sejarah bangsa-bangsa dan peradaban dunia, Indonesia diproklamasikan dengan berdasar pada konstitusi dan hukum sebagai landasannya. Ketika konstitusi dan hukum sudah mulai dipermainkan, dan ketidakadilan merajalela maka terjadi pergolakan-pergolakan besar untuk mengoreksi bahkan menggulingkan rezim. Pada orde lama puncaknya terjadi pada tahun 1966, sedangkan pada masa orde baru puncaknya pada tahun 1998.

Pergolakan-pergolakan besar terjadi karena rakyat tidak mau kembali pada jaman kegelapan. Jaman ketika hukum dipermainkan adalah jaman penuh kegelapan.

Ironisnya, baru seumur jagung rezim Jokowi-Ahok, konstitusi dan hukum sudah diinjak-injak dan dipermainkan sedemikian rupa demi melindungi nafsu kerakusan berkuasa dan mengeruk kekayaan Bangsa. Kejaksaan, Kepolisian, KPK, bahkan DPR dan DPD ditekuk agar permainan hukum dan keadilan mudah mereka jalankan.

Sungguh memprihatinkan, negara sebesar Indonesia dikuasai orang-orang yang bukan Negarawan. Orang-orang yang tidak menempatkan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan politik, kekuasaan dan keserakahan. (mc)

*Muhammad A. Fibrant, Peneliti pada Indonesia Kertagama Institute; mantan Presiden Mahasiswa UGM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *