Analisa

Polisi! ‘Stop By The Press’ dan Main Pilkada!

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Polisi! Stop By The Press dan Main Pilkada!

Penangkapan Sekjen FUI KH. Khothot dan mahasiswa dengan tuduhan makar sangat mengadakan. Bahkan polisi sepertinya telah melakukan trial by the press dan sengaja bermain pilkada atas penangkapan orang-orang ini.

Indikator ini tampak jelas terlihat; pertama, dengan mendahului proses pembuktian pengadilan, polisi telah mengumbar sejumlah tuduhannya melalui media massa seperti berikut ini:

1. KH. Khothot dkk mau revolusi.

2. Setelah pilkada akan menggulingkan Presiden Jokowi

3. Massa akan menyerbu DPR dan masuk ke dalam melalui gorong-gorong dan melewati pintu belakang.

3. Perlu dana 3 milyar rupiah untuk mengulingkan Jokowi.

Pernyataan polisi ini terkesan untuk mendukung pembenaran tuduhan makarnya. Padahal jelas-jelas kebebasan menyatakan pendapat dan berkumpul seperti dilakukan oleh para ulama dan aktifis ini dijamin konstitusi. Makar adalah perbuatan pemberontakan dengan mengangkat senjata. Beda subtansinya dengan unjuk rasa.

Kedua, mahasiswa yang dicokok adalah aktifis Muhammadiyah. Beberapa orang seperti Beni Pramula mantan ketum IMM setelah ditangkap dilepaskan kembali. Dengan melakukan penangkapan ini, polisi seolah ingin mengesankan pihak yang anti Jokowi-Ahok adalah Muhammadiyah dan PAN.

Polisi ingin membangkitkan politik aliran dan mengadu akar rumput Islam tradisional dan modern untuk terus berseberangan. Sebagaimana isue Salafi-Wahabi yang dihembuskan sebagai pendukung kandidat tertentu. Padahal, sejak aksi bela Islam semua sekat madzhab sudah pudar.

Pokok perjuangan hanya soal penegakkan Ayat Al Maidah 51:

“Jangan pilih pemimpin kafir dan penjarakan penista agama”.

*Martimus Amin, pengamat dan praktisi hukum, tinggal di Jakarta [mc]

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top