Ketika “Macan Gembira Gugur” di Ciseweu-Garut dan Ujian Batas Inteligensi Tentara

Nusantarakini.com, Jakarta

Patung macan gembira ramai diperbincangkan netizen setelah Kementerian Humor Indonesia mempostingnya di laman facebook. Bukannya melihat itu sebagai peluang untuk menguasai keadaan dan minat publik yang luas, malahan tentara melihatnya sebagai serangan.  Padahal bola telah dilempar Kementerian Humor Indonesia tepat di bawah kaki tentara, sayang bola itu tidak digolkan untuk keuntungan tentara, malahan ditendang keluar lapangan dan berakhirlah permainan itu.

Seperti yang disampaikan Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Kolonel Arh MD. Ariyanto, pihaknya menyayangkan patung harimau lucu di Koramil 1123 Cisewu Kabupaten Garut yang bernaung di bawah Komandan Distrik Militer (Kodim) 0611 Garut, jadi viral di media sosial. Setelah sampai ke Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI M Herindra, Pangdam langsung menginstruksikan agar patung itu dibongkar.

Jadi, sorotan patung macan gembira itu direspon langsung institusi tentara setingkat Kodam. Keberhasilan yang mencengangkan bagi akun Kementerian Humor Indonesia, padahal hanya sekedar permainan dan tekanan opini bernada kelakar saja.

Dari sini dapat diukur batas teritorial disiplin berpikir tentara, jika hal ini sebagai sampel. Disiplin berpikir tentara ternyata bersifat linear, reaksioner dan belum sanggup melompat dan berbalik mengeksploitasi keadaan menjadi keuntungan mereka. Kalau begini, amat mudah bagi pihak-pihak lain untuk menguasai pikiran orang-orang tentara.

Bayangkan hanya dalam waktu seminggu, patung itu telah disingkirkan dan diganti sendiri oleh pihak tentara dengan mengikuti gambaran patung yang sesuai apa yang ditekankan di balik opini tersebut. Bukankah suatu keberhasilan operasi tekanan berpikir yang hebat? Akun facebook kontra Kodam Siliwangi?

Pertanyaannya pemikiran macam apa yang bekerja dalam disiplin berpikir mereka? Inilah pengakuan mereka. Bagi masyarakat Jawa Barat termasuk Kodam Siliwangi, kata Ariyanto, maung sebagai representasi kegagahan, keberanian, sifat ulet dan pantang menyerah.

“Nah, patung harimau yang di Koramil Cisewu tidak mencerminkan hal itu, tidak merepresentasikan simbol kebanggaan warisan leluhur tersebut. Sesuai perintah dari Pangdam III/Siliwangi, maka patung macan di Koramil Cisewu saat ini diperbaiki dan digantikan dengan patung harimau yang sesuai,” terang Ariyanto dalam rilisnya, Kamis (16/3/17).

“Patung itu dibangun sekitar enam tahunan yang lalu,” ungkap Danramil Cisewu, Kapten Inf. Nandang Sucahya, dilansir detikcom, Senin (13/3/17).

Danramil juga menjelaskan, pihaknya mempertanyakan maksud dan tujuan akun bernama Kementrian Humor Indonesia, yang mengunggah foto macan tersebut, pada tanggal 12 Maret 2017.

“Sudah kami coba konfirmasi ke pemilik akun itu, apa maksud dan tujuannya mengunggah foto tersebut, tapi sudah di-blokir,” tegasnya.

Patung harimau ‘humanis’ tersebut kini sudah dibongkar oleh anggota Koramil Cisewu, dan rencanannya akan diganti beberapa hari kedepan.”Sesuai perintah, sudah kita bongkar, patungnya akan kita ganti dalam waktu dekat ini,” pungkas Danramil.

Sekiranya pihak tentara melihat tekanan opini bernada humor itu seperti yang kita lihat, patung macan gembira itu malah lebih kencang dan ekspansif kita promosikan dengan beragam saluran.

Kita akan produksi boneka-boneka macan gembira plus dengan boneka-boneka tentara dan karakter-karakter yang melekat pada Kodam Siliwangi. Kita akan dandani kantor Koramil itu sebagai daftar lokasi wisata ke Garut yang wajib dikunjungi. Personil-personil Koramil spesial itu kita upgrade dengan karakter ramah, gembira dengan tanpa kehilangan wibawa.

Layanan spot foto-foto selfie dan wifie bagi warga dan khususnya anak-anak muda, diberikan dan dimanjakan di tempat itu tanpa mengusik kewibawaan institusi Koramil.

Dipastikan, Koramil tersebut akan menjadi populer secara positif ketimbang keadaan sekarang akibat respon reaksioner dari pemimpin mereka.

Walhasil, tampaknya diperlukan bagi TNI suatu unit tentara intelijen dengan wilayah operasi disiplin berpikir publik. Tak ada salahnya berguru kepada komedian Tukul Arwana yang sukses mengkapitalisir kekurangan dirinya menjadi kelebihannya. Sifatnya yang kampungan, bibir bebek dan army look yang selalu dia tampilkan, justru menjadi komodifikasi dirinya yang bernilai mahal.

Sekarang, Cina saja punya unit Entrepreneurial Army yang bergerak menguasai ekonomi bangsa-bangsa lain, masak tentara kita masih bermain dengan gaya berpikir lama? Apa perlu kita kasi, masukan?

 

~ Syahrul Efendi Dasopang, Penulis berbagai buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *