Mega Korupsi e-KTP, Jangan-jangan Bagian dari Operasi Subversif Asing?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Terbongkarnya mega korupsi e-KTP yang melibatkan elit-elit nasional secara berkomplot, menandakan bahwa hiper korupsi tidak bisa dikikis di negeri ini. Padahal hal ini berlangsung di era reformasi. Reformasi bukannya korupsi mengendur, malah makin massif dan hiper.

Adalah hukum alam kekuasaan bahwa keruntuhan suatu negara terjadi ketika korupsi merajalela sehingga rakyat muak dan kehilangan spirit untuk menjaga negara. Ketika invasi asing atau operasi subversi asing berlanjut menuju pengambilalihan kekuasaan, maka negara itu pun dengan mudah berpindah tangan.

Hiper korupsi yang melanda Indonesia dewasa ini pasca Orde Baru bukan tidak mungkin merupakan operasi subversif yang dijalankan antek-antek asing di negeri ini. Mereka melancarkan suap dan praktik korupsi untuk pembusukan dari dalam.

Karena itu, seperti pada kasus mega korupsi e-KTP sekarang ini, patut diselidiki keterkaitannya dengan suatu skema asing untuk merampas Indonesia.

Adalah masuk akal jika asing seperti Cina dan Barat tergiur sekali untuk suatu waktu dapat mencaplok wilayah negeri ini melalui secara langsung atau melalui wakil-wakil boneka mereka.

Jangan-jangan Raja Arab telah melihat tanda-tanda keruntuhan negeri ini sehingga dia ingin melihat dari dekat dan tidak mau ketinggalan untuk dapat menikmati jika kelak Indonesia pecah dan runtuh seperti Uni Soviet atau Yugoslavia. Apalagi kepentingan Arab Saudi juga tidak sedikit di negeri ini. Sebab sangat aneh sifat kunjungan tersebut dengan durasi yang sangat lama seolah tengah memantau dari dekat denyut nadi sosial politik Indonesia.

Saat tanda-tanda keruntuhan itu makin terlihat nyata, elit-elit yang mabuk kekuasaan dan kekayaan terus berlomba mengumpulkan kursi dan kekayaan tanpa jeda. Barangkali mereka hanya akan terhenti jika keruntuhan negeri ini sampai di pintu rumah mereka.

Sebelum hal itu terjadi, rakyat tidak perlu peduli dengan elit-elit korup itu, rakyat harus bertindak supaya tidak mati konyol di kemudian hari. Mereka dapat mengorganisir diri untuk mengamankan keselamatan dan masa depan mereka. (ddy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *