Muslim Arbi: Kehadiran Raja Salman, Jangan Lupakan Penista Al Quran

Nusantarakini.com, Jakarta-

Kehadiran Khadimul Haramain, Raja Salman bin Abdul Aziz di Indonesia 1-9 Maret 2017 ini jangan sampai membuat umat lengah terhadap kasus penistaan Alquran oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sedang disidangkan oleh PN Jakarta Utara.

Kita semua sudah sama maklum apa agenda Raja Salman selama kunjungan. Apa saja yang sudah dan akan dilakukan mantan Gubernur Riyadh itu. Tapi satu hal yang jelas di saat Ahok terdakwa penista agama ikut menjemput dalam rombongan penjemputan di Bandara Halim Perdana Kusuma bersama Presiden Joko Widodo, itu jelas adalah suatu kehinaan. Kenapa?

Karena Ahok adalah terdakwa penista Alquran yang sedang diadili oleh pengadilan dan masih menjabat gubernur ibu kota, meski UU melarang seorang terdakwa menjabat gubernur. Ini ada faktor kesengajaan yang dilakukan oleh protokoler dalam penyambutan tamu negara.

Kenapa seorang terdakwa yang semestinya sudah mendekam di penjara sebagaimana nasib para terdakwa lainnya yang selalu mendekam di penjara, malah mendampingi Presiden? Ini kesalahan Presiden Joko Widodo. Ataukah ini memang sebagai bukti kuat bahwa Jokowi pasang badan dan lindungi Ahok sekuat tenaga. Ini sebuah penghinaan dan ketidakadilan atas aspirasi umat Islam dalam Aksi Bela Islam I, II, III dan IV.

Suara dzikir dan doa umat atas keadilan hukum di negeri ini jangan diabaikan oleh penguasa. Karena bagaimanapun jika tuntutan yang ikhlas dari jutaan umat yang turun ke jalan-jalan, tugu monas dan Masjid Istiqlal itu tidak di gubris dan diacuhkan; sementara penista Kitab Allah dan ulama sebagai pewaris Nabi juga diperlakukan secara tidak adil maka Allah SWT punya cara sendiri untuk menghukumnya.

Disinilah perlu diwaspadai dan dicermati. Dalam kunjungan Raja Salman ini jangan biarkan dijadikan blambir pemadam amarah umat atas penghinaan, olok-olok Alquran dan kriminalisasi ulama penggerak Aksi Bela Islam yang dimotori oleh Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab itu.

Adhie M Massardi, mantan Jubir Presiden Abdurahman Wahid, di akun twitter, menulis, “RAJA SALMAN tiba pas (umat) Islam diguncang. Kitabnya dinista, ulamanya dihardik, dikriminalisasi, diburu. Kini mereka bingung. Skenario siapa?”.

Cuitan Mas Adhie Massardi di atas, pas dan mengingatkan bagi semua agar perlu waspada dan mawas diri atas kondisi nasional dimana ketidakadilan hukum dan pemberlakuan istimewa terhadap Sang Terdakwa Penista dan Per olok-olok Alquran oleh Presiden Joko Widodo harus terus dikritisi.

Umat tidak boleh lengah. Jangan sampai kehadiran Raja Salman dijadikan sebagai bahan peredam. Sehingga umat terbuai dan tidak lagi menyuarakan protes terhadap Ahok Terdakwa Penista dan Pengolok-olok Alquran dan masih di jadikan Gubernur Ibu Kota Negara tercinta ini. Ini sejarah kelam ibu kota.
Wallahu’alam

Depok, 4 Maret 2017

*Muslim Arbi, Presidium Front Perjuangan Muslimin Indonesia (FPMI)

[mc]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *