Warkop-98

Martimus Amin: Rezim Akan Gunakan Kembali ‘Jurus Mabuk’ Menangkan Ahok

Nusantarakini.com, Jakarta-

AKSI SUPER DAMAI DAN BERSINARNYA KEMBALI AHOK

Oleh Martimus Amin

Kelahiran Aksi Bela Islam (AB I) terkait tuntutan hukum terhadap Ahok pelaku penistaan agama di Kepulauan Seribu. Kesuksesan aksi perdananya 14/10 dan disusul aksi heroik 4/11 di depan Istana Negara diwarnai insiden bentrokan antar elemen mahasiswa dan pasukan Brimod. Gas air mata berhamburan memenuhi udara dan membuat sesak nafas. Banyak peserta aksi jatuh pingsan, diantaranya Seikh Ali Jaber dan Ustad Arifin Ilham diangkut ke rumah sakit. Bagi mereka yang ikut aksi akan selalu mengingatnya dan menjadi kenangan terindah dalam sejarah perjuangannya.

Aksi ini memaksa Kapolri bersikap. Bareskrim Mabes Polri menggelar perkara. Namun saksi ahli dihadirkan malah berbalik arah berubah pikiran menyudutkan Ahok. Ulama Al Azhar Kairo didatangkan mendadak kembali pulang ke negaranya. Berdasarkan hasil gelar perkara Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Penetapan tersangka Ahok tidak membuat puas ulama dan umat Islam. Karena berbagai tekanan akhirnya disepakati AB I ketiga mengusung aksi super damai. Zikir dan berdoa saja.

Pasca aksi telah dilakukan penangkapan 11 Tokoh dan aktivis dengan tuduhan makar dan UU ITE.  Tidak ada banyak pembelaan publik. Sunyi senyap. Hanya hiruk pikuk pendirian koperasi terdengar. Membangun ekonomi umat alasan dikemukakan.

Semakin hari rezim di atas angin dan menunjukan gigi. Dalam medsos tersebar pernyataan LBP eks Menkopohulkam bahwa penguasa memegang kartu truf HRS. Tinggal waktunya.

Berbagai laporan bermunculan terhadap HRS bagai cendawan tumbuh di musim hujan. Dari ceramah pengajian HRS ‘Lam yalid walam Yulad. Tuhan tidak beranak dan diperanakkan. Kalo beranak bidannya sapa..??’. Kelakar HRS.

Organisasi PMKRI dan sejumlah OKP melaporkan ceramah HRS tersebut. Hansip juga karena tersinggung otaknya disamakan dengan Kapolda Metro. Mestinya hansip bangga dan tersinggung Iwan Bule; terbalik. Termasuk pendeta memakai topi bertulisan Ahok melaporkan HRS ke polisi terkait stemennya atas peristiwa Tolikara.

Akhirnya HRS ditersangkakan dalam tuduhan penodaan Pancasila oleh Polda Jabar. Munarman jubir FPI ditersangkakan Polda Bali. Juga pihak yang meminjamkan yayasan menampung sumbangan umat.

Militansi AB I mulai meredup. Aksi ke empatnya juga biasa saja. Tema tetap sama ‘Berdzikir dan berdoa’. Ada peserta yang hadir menggerutu di Grup WA, “Koq aksinya begini begini saja. Kapan Keosnya,” umpatnya.

Aksi sedikit militan digalang FUI dipimpin KH. Khotthot  di DPR. Mendukung hak angket presiden Jokowi tak mau menonaktifkan Ahok yang sudah menyandang status terdakwa.

Lembaga Survei Ahoker mulai merilis elektabilitas Ahok 49 persen, semula melorot jauh di bawah. Bocoran pembicaraan WA yang tersebar di medsos, pengakuan pimpinan sebuah lembaga survei bahwa pencantuman hasil survei sesuai order Istana. Konon bayarannya 500 milyar rupiah. Woi edaan tenan.

Survei mendekati setting walaupun Ahok Djarot mendapat suara 43 persen di putaran pertama. Disusul Anies-Sandi 39 persen dan AHY-Sylvi 17 persen. Cukup luar biasa perolehan suara  Ahok yang posisinya sudah tersudutkan secara opini.

Ternyata manuver rezim melalui aparat nya, polisi, berhasil memukul balik AB I, semula garang sekedar super damai. Dan kesuksesan  mengkriminalisasikan para tokoh kebanggaan korp polisi dan hegemoni atas institusi miilter. Berhadapan antara institusi polisi dengan umat Islam dan militer membuat sentimen keluarga polisi banyak memilih Ahok. Sensi keimanan umat kian memudar.

Kasus penistaan agama Ahok pun tertutup dengan kampanye penilaian kinerja Ahok sukses memimpin DKI. Ahok simbol perlawanan dan terdzalimi. Ahok sahabat dan solmed Presiden RI. Meski menyandang status terdakwa, Jokowi tetap bangga dan tak sungkan semobil dan mengajak ahok mendampingnya bersalaman dengan Raja Salman.

Duh Gusti ini artinya dan pertanda apa? Apakah rezim akan menggunakan segala kekuasaannya dan segala cara memenangkan Ahok di putaran kedua dan membebaskannya di pengadilan. Jurus mabuknya akan dimainkan kembali. Biyuung… Ngeri maak !

Wallohu a’lam bish showab.

*Martimus Amin, pengamat dan praktisi hukum.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top