Nasional

Efek Aksi-aksi Bela Islam, Ulama Jadi Naik Daun?

Nusantarakini.com, Jakarta – Diduga efek dari aksi berturut-turut masyarakat untuk membela agama dan tokoh agama dari serangan penghinaan Ahok, akibatnya popularitas profesi ulama, kyai, habaib dan ustadz menjadi meningkat di mata masyarakat.

Hal ini tergambar dari makin intensnya figur-figur tokoh agama yang menjadi sorotan dan tempat mencari dukungan pengaruh bagi berbagai kalangan, wabilkhusus kaum pengejar kekuasaan alias politisi.

Dalam serangkaian aksi-aksi belakangan ini, idiom bela ulama kerap terdengar baik melalui meme maupun pidato. Pertanyaannya, apakah itu ulama? Apakah setiap yang mengajarkan agama atau penceramah agama lantas dapat dikategorikan sebagai ulama?

Ulama berasal dari kata alim, yang artinya orang berilmu. Namun bukan semata-mata orang berilmu lantas dicap sebagai ulama.

Kriteria pokok seseorang dikategorikan sebagai ulama apabila dia tidak saja berilmu agama, tapi juga takut kepada Allah.

Adanya rasa takut kepada Allah tercermin dari akhlaknya. Innama yakhsyallaha min ibadihil ulama. Hanya saja yang takut kepada Allah ialah dari hamba-hamba-Nya orang-orang yang berilmu.

Nah, jika kita ketemu dengan penampilan layaknya ulama, namun tampak tidak takut kepada azab Allah, tidak takut akan kekuasaan Allah, tidak takut akan murka Allah karena melanggar garis aturan Allah, maka orang semacam itu tak tepat diperlakukan sebagai ulama yang pantas dihormati.

Perkara menghormati ulama bukanlah karena orangnya, tapi karena ilmu dan keimanannya yang kuat kepada Allah. Adalah tidak tepat menghormati secara membabi buta tanpa tahu sebab apa seorang ulama diperlakukan secara terhormat. Sebab masyarakat kita yang awam kadangkala menyedihkan merendahkan diri begitu saja dengan seseorang yang dicap ulama atau mursyid, padahal perbuatannya terasa tidak segaris dengan aturan dan garis yang diberikan oleh Allah.

Allah melarang menganjurkan memilih pemimpin musyrik, sementara yang bersangkutan tampak menganjurkan untuk memilih pemimpin musyrik di atas nama semboyan-semboyan profan. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top