Nasional

Ketua DPC PDIP Surabaya: Habisi Rizieq Shihab dan FPI Sampai ke Akar-Akarnya. Ini Bukti VIDEONYA

Nusantarakini.com, Jakarta-

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surabaya (DPC PDI-P), Whisnu Sakti Buana menggelar ‘Mimbar Untuk Rakyat’ di Kantor DPC PDI-P Jalan Kapuas Surabaya. Kegiatan ini sepertinya menindaklanjuti imbauan Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristianto.

Seperti yang dilansir Zonasatu dan Suarapubliknews, dalam acara tersebut hadir sebagai undangan antara lain ketua DPC dan perwakilan partai lain diantaranya Partai Hanura dan Partai Nasdem serta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, yang seluruhnya sepakat untuk mendukung sekaligus turut berjuang untuk misi pembubaran Ormas Front Pembela Islam (FPI) pimpinan HabibRizieq Shihab.

Sekretaris DPC PDI-P Surabaya Saifudin Zuhri dalam sambutannya mengatakan dengan tegas bahwa Ormas FPI adalah gerombolan pengacau yang berniat untuk memecah belah bangsa dengan memakai agama sebagai sarananya.

“Saya minta kepada seluruh warga Surabaya terutama kader PDI-P agar menyikapi tindakan dan ucapan kelompok tertentu (FPI) yang ingin memecah belah bangsa, merongrong kewibawaan NKRI, dengan ini kami siap untuk perang,” ucap Saifudin, Minggu (22/1/2017) pukul 22.10 WIB.

Saifudin Zuhri juga menyatakan jika dirinya bersama seluruh kader PDI-P se-Surabaya hanya tinggal menunggu perintah dari DPP PDI-P, termasuk jika diperintahkan untuk berperang.

“Saat ini memang hanya beberapa yang diundang, tetapi besok akan kami undang semua ormas, dan yang perlu dicatat, jika Surabaya diperintahkan untuk berangkat perang, kami akan siap,” ujar Saifudin.

Ketua DPC PDI-P Surabaya Whisnu Sakti Buana, juga tidak kalah garang dalam memberikan sambutan di acara mimbar untuk rakyat ini, dia dengan tegas mengajak seluruh komponen masyarakat terutama kader PDI-P se-Surabaya untuk menghabisi FPI sampai ke akar-akarnya.

“Kalau ada yang mengatakan jika FPI itu mewakili semua umat muslim, saya yang terlahir sebagai muslim, tapi hingga saat ini saya tidak pernah mengakui Rizieq Shihab sebagai Habib, arek Suroboyo menyebutnya si Resek, kalau si Resek jadi tukang resek yo di entek’i (dihabisi) pisan ae, kalau FPI akan mendirikan negara Islam kita habisi sampai ke akar-akarnya,” ujarnya dengan berang di hadapan seluruh kader partainya.

Politisi PDI-P yang menjabat Wakil Wali Kota Surabaya ini juga mengajak seluruh undangan yang hadir untuk memekikkan takbir versi PDI-P Surabaya.

“Kita kumandangkan dari Surabaya takbir yang berbeda di seluruh nusantara yakni Allohuakbar Merdeka,” pekik Whisnu seraya disambut dengan teriakan yang sama oleh seluruh kader dan undangan yang hadir.

Whisnu juga menyampaikan bahwa Kota Surabaya adalah hasil perjuangan bersama berbagai suku dengan latar belakang agama yang berbeda-beda.

“Sejarah membuktikan bahwa bumi Surabaya dipertahankan tidak hanya oleh satu suku atau agama, tetapi oleh semua golongan, karena pada saat Kyai Hasim Ashari mengumadangkan untuk berjihad dan berjuang waktu itu, tanpa memandang suku dan agamanya apa,” terang Whisnu.

Sementara Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Kusnadi, berusaha menjelaskan kepada masyarakat jika tak satu pun kalimat pidato Ketum PDI-P Megawati Soekarno Putri yang saat ini dipersoalkan Rizieq Shihab dan FPI yang mengarah kepada upaya menistakan agama.

“Kalimat yang mana yang bisa dianggap menistakan agama,” ucap Kusnadi dengan nada tanya, sesaat setelah membacakan isi pidato Ketum PDI-P Megawati Soekarno Putri yang menurutnya bersifat tertutup.

Berikut isi deklarasi bersama ’Jaga NKRI’ warga Kota Surabaya yang disampaikan oleh DPC PDI-P Kota Surabaya selengkapnya:

Atas nama Tuhan Yang Maha Esa. kami segenap warga Kota Surabaya, baik sebagai kelompok maupun secara perorangan, berjanji:

1. Menjujung Tinggi Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik lndonesia.

2.Menghormati dan Menghargai adanya Perbedaan Suku, Agama, Ras dan Penganut Kepercayaan yang diakui oleh negara sebagai aset dan kekayaan Bangsa Indonesia yang harus senantiasa kita jaga secara bersama.

3.Menghormati dan Menjaga Kerukunan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara; dengan Tetap Menjujung Tinggi Norma-Norma Sosial dan Etika Pergaulan sesuai Jati Diri dan Kepribadian Bangsa indonesia yang Ramah dan Penuh Kesantunan.

4. Membela Kebenaran dan Keadilan secara Bersama, tanpa membeda-bedakan Suku. Agama, Ras, dan Golongan.

5. Berperan Aktif secara Gotong Royong dalam Proses Pembangunan Bangsa dan Negara indonesia untuk Menuju pada Suatu Tatanan Masyarakat yang Adil dan Makmur sesuai Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 45.

Surabaya, 22 Januari 2017

 

Simak video selengkapnya di bawah ini: (mc)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top