Nusantarakini.com, Jakarta-
Tanggal 19 Januari 2017, Calon Wagub Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, menyabet piagam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), berkategori “blusukan ke 1000 titik” dalam kurun waktu satu tahun. Acara penganugerahan dilaksanakan di Jl. Cendex, Ciracas, Jakarta Timur.
Salah seorang warga Cina, Zeng Wei Jian mengamati gerak Cawagub DKI Jakarta nomor urut 3 ini sebagai sesuatu yang menarik disimak.
“It is amazing to see such phenomenon. Ini berarti, Sandiaga blusukan rata-rata ke tiga titik dalam sehari. Menarik disimak,” kata Zeng dalam keterangan persnya kepada Nusantarakini.com, Jakarta (21/1/2017).
Menurutnya, Blusukan seribu titik ini mengindikasikan Sandi itu pekerja keras. Dia konsisten, staminanya prima. Biasanya, lanjut Zeng, seorang berkualitas rendah akan bosan melakukam aktivitas yang sama setelah tiga bulan.
“Artinya, selain hard worker, Sandiaga memiliki kekuatan persistensi. Modal seorang juara adalah konsistensi dan persistensi. Tanpa persistensi, Thomas Alva Edison akan gagal bikin bola lampu listrik,” ujarnya.
Lebih lanjut Zeng membeberkan, seribu blusukan berarti bertemu jutaan orang dan mendengar jutaan keluh kesah, pastinya Sandi juga seorang good listener.
“Blusukan bermotif sadar, bukan sambil lewat, pasti memberi banyak input dan pengetahuan soal kehidupan warga Jakarta. Blusukan ke seribu titik menandaskan Sandiaga loves the people. He never gets bored with them,” paparnya.
Menurut Zeng, bertemu dengan rakyat, melihat kehidupan dan mendengar suara hati mereka menghasilkan pemahaman. Tanpa tatap-muka dan interaksi dengan rakyat, kata dia, seorang pemimpin tidak mungkin memahami isi hati dan kesulitan hidup mereka.
“Seorang pemimpin yang baik mesti mengerti rakyatnya. Gubernur bodoh bersikap arogan dan memandang rendah rakyat. Baginya, rakyat miskin tidak lebih dari sekumpulan orang bodoh. Alhasil, gubernur bodoh macam itu bisa dihujani dengan batu,” pungkasnya. (mc)
