Warkop-98

Fitsa Hats dan Empat Jurus Yang Dikembangkan Pendukung Ahok di Medsos

Nusantarakini.com. Selama ini Ahok didukung penuh oleh media mainstream. Dengan dukungan ini, kelompok Ahok sangat mendominasi wacana di media sosial. Dengan kekuatan modal dan jaringan media yang dimiliki, mereka sangat leluasa memproduksi wacana dan menggiring opini publik. Seolah mereka lah otoritas tunggal yang boleh menentukan suatu informasi benar dan salah. Mereka lah yang boleh mengeluarkan stampel hoax dan bukan hoax.

Wacana alternatif akan digilas habis dan dijadikan bahan olok-olokan. Siapa saja yang mencoba melawan arus akan dibully habis-habisan di jagat media sosial.

Ini empat jurus dewa mabok yang diperagakan pendukung Ahok di medsos:

1. Kill the Massanger. Jurus ini diperagakan saat ada orang yang berani mengkritik Ahok. Kasus-kasus pribadinya akan diudal-udal dan dibeberkan di media sosial. Tujuannya merusak kredibilitas si pengkritik sehingga publik tidak percaya dengan berita atau informasi yang ia sampaikan. Misalnya, FPI dan Habib Rizieq adalah salah satu yg selalu diserang dengan jurus ini.

2. Mengaburkan isu utamanya. Masih ingat istilah “lebaran kuda” yg pernah jadi bahan olok-olokan beberapa waktu lalu di medsos? Ya ini adalah jurus mengaburkan isu utamanya. Isu utamanya yang mengkritik kebijakan pemerintah dikubur dengan isu lain yang tidak penting. Kasus yang paling gress adalah soal “fitsa hats” yg dibuat untuk mengubur topik utama sidang penistaan agama Ahok.

3. Memuji diri setinggi-tingginya. Jurus ini mungkin yang paling norak. Misalnya Ahok selalu dibilang tokoh anti korupsi, anti korupsi dan anti korupsi. Tidak peduli dengan fakta sebaliknya. Yang paling lucu soal pembuatan berita Jokowi dinobatkan sebagai pemimpin Asia terbaik 2016.

4. Media kritis dibredel, media penjilat dipelihara. Ini adalah jurus pamungkas bila pendukung Ahok sudah kewalahan. Bila tiga jurus sebelumnya, hanya mengandalkan kekuatan wacana, jurus keempat ini sudah benar-benar menggunakan kekuasaan. Dengan alasan menyebarkan fitnah, hoax dan mengancam kebhinekaan, beberapa media sosial kritis diblokir oleh rejim Jokowi. Sementara, media sosial pendukung Ahok dibiarkan hidup. Pertanyaannya, sampai kapan mereka mampu memperagakan jurus-jurus ini?

Oleh: Mayang Kemuning

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top