Bahaya!!! Pemerintah Sendiri Yang Inginkan Indonesia Pecah?

Nusantarakini.com, Jakarta – Seorang netizen sempat mengabadikan kedatangan salah seorang petinggi agama negara Mesir yang ditengarai adalah Syeikh Musthafa ‘Amr Wardhani untuk maksud menjadi saksi ahli meringankan bagi Ahok yang terjerat kasus hukum penistaan agama. Kedatangan ulama dari Mesir tersebut kabarnya diminta dan difasilitasi oleh pemerintahan Jokowi.

Tentu saja upaya melibatkan orang asing dalam hal ini warga negara dan kaki tangan pemerintahan Mesir ke dalam urusan nasional Indonesia merupakan tindakan seratus persan salah dan berbahaya bagi integritas nasional Indonesia. Bahkan upaya semacam ini dapat dipandang sebagai internasionalisasi kasus Ahok. Padahal internasionalisasi kasus Ahok akan menjerumuskan negeri ini ke dalam bahaya jebakan mangsa asing.

Sebagai warga Indonesia yang menginginkan kedaulatan negara ini seratus persen, saya tersinggung dan menyesalkan cara bodoh yang ditempuh pemerintahan Jokowi. Harusnya dia meletakkan kasus Ahok sebagai urusan dalam negeri yang hanya berhak diselesaikan oleh bangsa Indonesia sendiri tanpa melibatkan seorang asing pun.

Mencermati hal itu sangat beralasan timbul keraguan apakah sebetulnya Jokowi punya komitmen nasionalisme dan ketulusan dalam menyelesaikan kasus Ahok secara tuntas dan memuaskan rakyat Indonesia.

Adalah berbahaya melibatkan asing dalam kasus Ahok, apalagi syeikh tersebut jelas merupakan kaki tangan pemerintahan Mesir yang dipimpin oleh Jenderal As-Sisy saat ini.

Dengan mencermati hal di atas, kita menolak secara tegas pelibatan elemen asing dalam kasus Ahok. Kita memperingatkan pemerintahan Jokowi jangan menjerumuskan Indonesia ke dalam konflik berkepanjangan dengan membiarkan kasus Ahok berlarut-larut. Kita juga menghimbau rakyat agar menentang setiap upaya pemerintahan Jokowi yang dipandang dapat membawa Indonesia ke dalam bahaya keretakan integritas nasional.

Syahrul Efendi Dasopang
Mantan Ketum PB HMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *