Nasional

WAJIB BACA. Persamaan Strategi Penjajahan Belanda dengan Para Konglomerat China di Indonesia

Nusantarakini.com, Jakarta –

Penjajahan merupakan kerja sistematis menaklukkan suatu masyarakat dengan mempergunakan beragam strategi, ekonomi, politik, budaya, sejarah dan agama.

Secara mengejutkan kami mendapati persamaan strategi yang digunakan oleh Belanda di masa lalu dengan para konglomerat China hari ini di dalam rangka menjajah orang Indonesia.

Persamaan pertama, yaitu mengubah nama-nama lingkungan pemukimannya dengan nama yang benar-benar asing dari khazanah masyarakat setempat.

Bila dahulu, Belanda mengubah Pelabuhan Kelapa menjadi Batavia, kini hal yang sama kita peroleh nama-nama asing pada pemukiman, seperti Victoria, Ottawa, Alam Sutera, dan nama-nama asing lainnya.

Persamaan kedua, yaitu mengubah pola dan asupan makanannya. Dahulu Belanda memaksakan gula dan tebu untuk dikonsumsi dan ditanam sampai kemudian cita rasa makanan orang Jawa berubah menjadi manis hingga hari ini. Sekarang kita temukan konglomerat mengubah bahan dasar makanan sebagian besar orang Indonesia dengan gandum melalui mie instan. Baik gula maupun mie instan, ide dasarnya adalah eksploitasi dan penumpukan kapital.

Persamaan ketiga, yaitu memelihara para penguasa tempatan sekaligus menjadikannya kaki tangan dan bumper untuk mengeksploitasi penduduk lokal. Terlihat bagaimana Belanda dan para konglomerat sebenarnya menyimpan ketakutan berhadap-hadapan langsung dengan penduduk asli. Untuk hak itu, diperalatlah penguasa atau elit-elit lokal yang selatar dan sebangsa dengan penduduk tersebut.

Hal ini menimbulkan akibat yang serius, yaitu berbenturannya antar penduduk dengan pemuka-pemuka mereka sendiri, hingga legitimasi pemuka-pemuka yang diperalat itu merosot di mata penduduk.

Jika ditelaah lebih seksama lagi, akan banyak persamaan yang dapat diungkap sehingga bisa disimpulkan bahwa fungsi konglomerat dalam struktur sosiologis Indonesia tak lebih dan tak bukan merupakan aktor penjajah pengganti Belanda di masa lalu.

Seperti Belanda yang melempar surplusnya ke luar negeri, para konglomerat itu pun juga melempar surplus yang diperolehnya dari Indonesia. Maka ini juga persamaan yang keempat antara Belanda sebagai penjajah di masa lalu dab konglomerat sekarang ini. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top