Nasional

Alm Freddy Budiman, Contoh Manusia Maksimal

Nusantarakini.com, Jakarta – Freddy Budiman muncul ke publik tidak perlahan-lahan. Dia datang mengunjungi publik bagaikan meledak. Betapa tidak, publik dihebohkan oleh tertangkapnya seorang laki-laki muda bernama Freddy Budiman beberapa tahun lalu dengan kasus yang spektakuler: 1.400 butir sabu.

Terungkapnya kasus yang menimpa pria keturunan Cina kelahiran Surabaya tahun 1975 tersebut merembet dengan kasus-kasus kriminal lainnya. Singkat cerita, vonis mati pun dikenakan padanya.

Sekalipun ditahan dalam bui di Cipinang, ternyata dia dapat mengendalikan peredaran narkoba dari jarak jauh. Tentu hanya orang kuat yang mampu melakukan itu.

Di bui dia ketahuan bebas bercinta dengan kekasih-kekasihnya.

Perawakannya yang gempal, membuat dirinya terlihat sangar. Apalagi banyak anak buahnya dari berbagai ras turut terjaring dari kasus tersebut.

Saya tidak banyak kenalan dan berkawan dengan kawan etnik China, tetapi pada umumnya mereka adalah orang-orang maksimal. Maksudnya adalah jika menekuni suatu pekerjaan, apakah pekerjaan itu buruk atau baik, mereka pada umumnya bekerja maksimal. Tidak setengah hati.

Rasa-rasanya itu karakter khas manusia perantau. Kabarnya orang-orang Indonesia yang merantau di Jepang dan Amerika, juga terpacu menjadi manusia maksimal. Sebab, jika tidak maksimal, tentu tujuan hidupnya tidak berhasil.

Hal semacam ini tampak pada diri Freddy Budiman. Bayangkan dengan usia semuda itu, dia telah menjelma menjadi bandar narkoba besar yang melayani jejaring seluruh Indonesia. Dia dikabarkan berkawan dengan para jenderal di dalam mengamankan bisnisnya. Padahal jelas taruhannya nyawa.

Tatkala dirinya disentuh cahaya iman, tiba-tiba dia juga tidak tanggung-tanggung. Dia betul-betul maksimal melakoninya. Bayangkan tidak mudah berubah secara drastis dari kriminil kawakan menjadi manusia insyaf religius kecuali hal itu terjadi pada manusia yang terlatih maksimal.

Dan nyatanya, Freddy Budiman sukses melakoninya. Maksimal dalam lakon religiusnya sebelum kematian menjemputnya.

Di bulan puasa yang lalu, sebelum nyawanya berpisah dari raganya di hadapan regu tembak di nusakambangan, rupanya dia sudah siap menghadapinya dengan sikap ikhlas. Dikabarkan pada bulan ramadlan itu dia berhasil mengkhatamkan Al- Qur’an sebanyak 10 kali. Sungguh pencapain yang tidak mudah.

Hikmah yang kita petik dari perjalanan kehidupan Freddy Budiman ialah jadilah manusia maksimal dalam setiap peran kehidupan yang kita pilih. Jangan setengah hati dan serba tanggung. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top