Nasional

Komisi X DPR: Pemerintah Akan Angkat WNA Jadi Rektor PTN? Di Mana Harga Diri Kita?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar, Popong Otje Djundjungan‎, bersuara lantang mengkritik rencana pemerintah untuk  merekrut warga negara asing ‎(WNA) menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN). Menurutnya, apabila rencana tersebut benar-benar terwujud maka kebijakan itu sama saja menghina harga diri pemerintah sendiri. “Kalau kita melihatnya dari sisi harga diri, kan sama dengan menempeleng muka sendiri, saya pemikirannya gitu,” kata Popong.

Anggota DPR yang membidangi masalah  pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan tersebut merasa yakin, kalau rektor PTN yang ada saat ini mampu menjadikan kampus berkelas dunia. “Kalau sampai langkah itu betul-betul diambil, secara politis, secara harga diri, di kemanakan harga diri kita?” ujar politikus Partai Golkar ini.

Kendati demikian, dia yakin pemerintah memiliki niat baik. Namun bukan berarti dilaksanakan secara tergesa-gesa tanpa kajian.  “Jangan tergesa-gesa, jangan gereges gedebug kata bahasa Sundanya, sok survei dulu,” tuturnya kepada Sindonews.

Sebelumnya pemerintah mewacanakan untuk merekrut orang asing menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN). Wacana ini digulirkan untuk mengikuti negara lain yang menerapkan kebijakan tersebut sehingga kampusnya berkelas dunia.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, presiden mengarahkan agar pendidikan tinggi Indonesia itu mampu bersaing di kelas dunia. Dia mengungkapkan, China, Singapura dan Arab Saudi memakai orang asing untuk menjadi rektor.

‘’Saudi dulu tidak diperhitungkan. Rangkingnya di luar 500 besar dunia. Tapi sekarang sudah masuk peringkat 200 dunia. Sebut saja King Saud University yang dulu tidak diperhitungkan dunia,’’ ujar Nasir usai mengunjungi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (2/6/2016).

Nasir berpendapat berpendapat sudah saatnya Indonesia harus memikirkan untuk meningkatkan kompetensi pendidikan tinggi. Apalagi, sekarang Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sehingga harus bisa bersaing secara global. ‘’Kita memang sudah mengarah kesana. Namun kapan ini dilakukan kami belum bisa memutuskan,’’ jelasnya. (*mc)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top