Nasional

Masjid Jogokariyan Lahir dari Kampung Komunis, Begini Kisahnya

Nusantarakini.com, Jakarta – Masjid Jogokariyan didirikan pada September 1966. Semula lingkungan sebelum masjid ini berdiri merupakan sebuah kampung basis komunis. Begitu kuatnya pengaruh PKI di kampung itu, LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) underbouw PKI pernah mementaskan kethoprak “Patine Gusti Allah” atau Matinya Gusti Allah.

Setahun setelah G30S/PKI, atas inisiatif warga didirikanlah masjid yang kelak menjadi model pembelajaran Manajemen Masjid berbasis komunitas.

Awalnya masjid hanyalah sebuah bangunan bersahaja di tengah kampung yang menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial keagamaan. Kini Masjid Jogokariyan berkembang menjadi pranata penting yang menyatukan kaum muslimin dengan latar pemahaman yang beragam. Di mesjid ini identitas jamaah dibentuk menjadi seorang muslim yang hanif, warga negara Indonesia yang patriotik, sekaligus menjunjung akar budayanya sebagai orang Jawa. Hal ini dicerminkan dalam logo Masjid yang ditulis dalam tiga jenis aksara-bahasa, yakni Arab, Indonesia, dan Jawa.

Sebagai Masjid yang diwakafkan kepada Muhammadiyah namun dikhidmahkan kepada ummat Islam secara umum, Masjid Jogokariyan menjadi wadah kegiatan bersama bagi kaum muslimin lintas pilihan politik, ormas, harakah, pemahaman, bahkan juga menaungi berbagai paguyuban hobi dan kegiatan sosial. Seluruh jamaah, yang muda maupun tua, bersatu padu mewujudkan dakwah yang dinamis. Ciri yang menonjol dari manajemen masjid ini adalah aktivitas pemetaan dakwah dan inovatifnya kreasi-kreasi program dakwah. Aktivitas tersebut berhasil membiasakan managemen masjid bertindak berdasarkan fakta dan data sekaligus semarak dengan aktivitas dakwah.

Kini setelah melampaui masa setengah abad, Masjid Jogokariyan telah memiliki berbagai fasilitas yang dapat menunjang kemandirian masjid. Selain memiliki aula yang dapat disewakan, masjid juga memiliki 10 kamar hotel yang berada bangunan masjid yang disewakan. Kamar hotel itu diperlukan untuk mengakomodasi tuntutan para pengunjung yang silih berganti dari berbagai daerah untuk melihat secara dekat jalannya pengelolaan masjid.

Para takmir masjid direkomendasikan untuk mencontoh manajemen masjid yang hebat ini. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top