Pondok Quran Akan Gelar Tahfidz Alquran 30 Juz di Masjid Al Muslimin Pekanbaru

Nusantarakini.com, Jakarta –

Semakin derasnya kemajuan zaman di era abad informasi ini, ternyata tidak bisa meningkatkan kemajuan akhlak dan pengetahuan agama seseorang menjadi lebih baik. Ditambah lagi dengan semakin minimnya peran serta orang tua dalam mengontrol tumbuh kembang anak untuk menjadi semakin baik.

Menyikapi hal tersebut, Pembina Yayasan Ayo Indonesia Mengaji Pekanbaru Riau, Anthon Yuliandri, SE, MM, berkeinginan membentuk Pondok Quran dengan harapan dapat mendidik anak – anak untuk menata masa depan bangsa. Salah satu targetnya anak –anak bangsa bisa menjadi Tafidz Alquran dan bisa mengaplikasikan Alquran dalam kehidupan sehari – hari. “Pondok Quran akan melaksanakan kegiatan Haflah Tahfidz Alquran 30 Juz yang digelar di Masjid Al Muslimin pada hari sabtu sampai minggu tanggal 21-22 Mei 2016 mendatang,” kata Anthon.

Di era teknologi informasi digital yang semakin tak terbendung ini bahkan disalahgunakan untuk merusak jatidiri manusia sebagai makhluk yang beradab, bahkan merusak tatanan agama yang telah disyariatkan oleh sang pemilik kehidupan ini.

Lebih lanjut Anthon mengungkapkan bahwa akibatnya yang terjadi adalah sulitnya mendapatkan anak-anak pada usia tujuh sampai dua belas tahun yang mampu mempelajari dan menghapal al Qur’an dengan baik dan benar, apalagi mau mengamalkan kandungan yang ada di dalamnya. Anak-anak tersebut lebih senang menjalani aktifitas yang cenderung melalaikan (sia-sia) dan merusak jati diri dan agamanya. Mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan cara berkumpul bersama teman-teman sebayanya tanpa ada tujuan yang jelas, membicarakan perkara-perkara yang tidak bermanfaat (bahkan ghibah) dan mengadakan berbagai bentuk kegiatan dan permainan yang melalaikan. Mereka berlama-lama duduk di depan layar kaca, menghadiri konser musik dan acara hiburan lainnya, mencari hubungan pertemanan melalui Facebook, Twitter maupun Chating. Bahkan yang lebih parah lagi adalah mereka telah masuk dalam pergaulan bebas yang dapat membahayakan diri dan masa depan mereka sendiri.

Anthon juga menambahkan bahwa dirinya prihatin atas sikap orangtua yang terkesan acuh tak acuh terhadap anaknya. Para orangtua lebih senang jika anak-anaknya berprestasi dalam hal pendidikan umum ataupun bentuk karya yang lainnya. Orangtua lebih banyak menomorduakan masalah agama dan hal-hal yang berhubungan dengan agama. Bahkan dewasa ini banyak di antara orangtua yang terjebak dengan sistim pendidikan serta pola pikir orang-orang barat dan kaum misionaris, yang notabene mereka ingin menjauhkan generasi muda Islam dari ajaran agama yang mulia ini, atau setidak-tidaknya menghilangkan jati diri keislaman pada diri pemuda-pemudi muslimin.

“Sedikit demi sedikit mereka telah menarik pemuda pemudi muslim untuk mengikuti pola pikir dan cara hidup mereka. Bahkan untuk keperluan itu mereka mampu memberikan pendidikan secara gratis (beasiswa) kepada generasi muda Islam untuk disekolahkan di sekolah-sekolah luar negri seperti Amerika, Inggris, Belanda, Swedia, Australia, Jerman dan berbagai negara kristen lainnya, dengan salah satu tujuannya adalah meracuni pola pikir pemuda kita. Adanya pola pikir dan pendidikan yang demikian membentuk karakter anak yang brutal dan susah terkendali, sehingga mereka mempunyai sifat egois yang tinggi, mudah tersinggung, melalai-lalaikan bahkan meremehkan masalah agama, bersikap masa bodoh, tidak mau diatur, dan berbagai sifat yang buruk lainnya. Lebih parahnya lagi adalah dengan sebab kebodohan dan ketidakpedulian ummat muslim akan masalah agamanya, banyak anak-anak sekarang yang sudah tidak mempunyai adab (akhlak) lagi kepada orangtuanya,”jelasnya.

Hal demikian tentunya akan mempengaruhi masa depan bangsa. Karena anak – anak yang nantinya tumbuh sebagai pemuda regenerasi bangsa.
“Atas dasar permasalahan tersebut, akhirnya Yayasan Indonesia Mengaji tersentuh untuk melaksanakan kegiatan Haflah Tahfidz Alquran 30 Juz Pondok Quran. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membumikan Alquran di bumi lancang yang kita cintai ini, tentunya ditahap awal dilingkungan masjid Al Muslimin. Harapannya dilingkungan masjid Al Muslimin bisa menjadi Kampung Al Quran sehingga bisa menjadi percontohan untuk yang lain. Hal ini juga tentunya untuk merespon terkait kebijakan pemerintah untuk menjadikan pekanbaru sebagai kota madani. Dengan kegiatan ini harapannya pemerintah membuat kebijakan untuk membumikan Al Quran disetiap pelosok kota Pekanbaru,” pungkasnya. (*mc/riau24.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *